IHSG Turun 0,78% ke Level 8.503: Apa Penyebabnya dan Dampaknya bagi Investor?

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan sebesar 0,78% dalam sesi I perdagangan hari ini. Nilai indeks sekarang berada di level 8.503. Dalam perbankan saham yang lebih luas, sejumlah indeks terpantau menurun. Indeks LQ45 turun 0,99% menjadi 845, IDX LQ45 LCL merosot 1,13% menjadi 116,501, IDX30 turun 1,21% ke level 441,65, dan IDX80 menyusut 0,92% menjadi 132.

Kondisi ini terjadi pada Selasa, 25 November 2025. Sebelumnya, pada perdagangan Senin, IHSG berhasil menutup harinya dengan menguat 1,85% di level 8.570. Penguatan tersebut didorong oleh rebalancing MSCI yang berlaku efektif pada hari ini. Beberapa saham seperti BREN dan BRMS mengalami kenaikan signifikan setelah masuk dalam MSCI Global Standard Index. Selain itu, nilai tukar rupiah juga menguat terhadap dolar AS.

Phintraco Sekuritas memproyeksikan IHSG mampu melanjutkan penguatan dan berpotensi menembus level 8.600. Riset mereka menunjukkan bahwa indeks telah berhasil ditutup di atas level MA5 dan sudah keluar dari konsolidasi, menandakan potensi pergerakan positif lebih lanjut. Indikator seperti MACD dan Stochastic RSI memberikan sinyal bahwa penguatan mungkin akan berlanjut.

Di sisi lain, pemerintah dan otoritas pasar modal aktif melakukan kajian mengenai Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Demutualisasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Era baru ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan likuiditas di pasar modal. Rencana demutualisasi akan memisahkan kepemilikan saham dengan keanggotaan bursa.

Dari perspektif global, investor menantikan rilis data ekonomi AS yang sempat tertunda karena shutdown pemerintah. Salah satu perhatian investor adalah indeks PPI bulan September yang diprediksi akan meningkat sebesar 0,5% dari deflasi 0,1% di bulan sebelumnya. Penjualan ritel juga diperkirakan akan melambat menjadi 0,3% month on month.

Saham-saham yang direkomendasikan untuk hari ini antara lain PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). Saham-saham ini dianggap memiliki potensi baik di tengah dinamika pasar saat ini.

Dengan penguatan yang tercatat pada hari sebelumnya dan prospek yang lebih baik, perhatian investor tetap tinggi terhadap pergerakan IHSG. Pelaku pasar terus memantau tren dan perkembangan selanjutnya, terutama seiring dengan kajian pemerintah tentang peraturan bursa yang diharapkan dapat memberikan dampak positif di masa mendatang.

IHSG kembali menjadi sorotan dengan proyeksi yang optimis, meskipun penurunan sesaat memicu perhatian. Dengan data dan analisis yang mendalam, investor diharapkan dapat membuat keputusan yang lebih informasional dan strategis.

Baca selengkapnya di: economy.okezone.com

Berita Terkait

Back to top button