Perbandingan Gaji Bulanan: Kota Terkaya vs Termiskin Dunia, Seberapa Jauh Selisihnya?

Perbedaan gaji bulanan di berbagai kota di dunia menunjukkan kesenjangan yang mencolok. Salah satu contohnya adalah perbandingan antara kota terkaya dan termiskin di planet ini. Hal ini tidak hanya dipengaruhi oleh jabatan, tetapi juga struktur ekonomi dan biaya hidup. Dengan data terbaru dari Numbeo dan Deutsche Bank, kita dapat melihat gambaran yang lebih jelas tentang perbedaan ini.

Kota dengan Gaji Tertinggi

Pada tahun 2025, kota-kota di Swiss mendominasi daftar gaji tertinggi global. Geneva memiliki gaji bulanan rata-rata sebesar US$7.984 atau setara Rp132.534.400. Di belakangnya, Zurich mencatat US$7.788 (Rp129.280.800). Perlu dicatat, San Francisco menjadi kota dengan gaji tertinggi di Amerika Serikat, di angka US$7.092 (Rp117.727.200). Meski begitu, gaji di San Francisco menurun 10,6 persen dalam lima tahun terakhir, mencerminkan dinamika pasar tenaga kerja setelah pandemi.

Pusat-pusat finansial dan pendidikan seperti Luxembourg dan Boston juga memiliki gaji bulanan yang tinggi. Contohnya, Luxembourg mencatat sekitar US$6.156 (Rp102.189.600), sementara Boston menawarkan US$5.940 (Rp98.604.000). Kota-kota ini umumnya berfokus pada industri bernilai tinggi seperti keuangan dan teknologi. Ini menjadi daya tarik utama bagi pekerja yang mencari gaji lebih tinggi.

Kota dengan Gaji Terendah

Sebaliknya, di dunia yang sama, ada kota-kota yang tingkat gajinya sangat rendah. Kairo, Mesir, mencatat gaji bulanan hanya US$165 (Rp2.739.000), menjadikannya sebagai kota dengan pendapatan terendah. Bogotá dan Rio de Janeiro, meski merupakan kota besar, memiliki gaji rata-rata yang tidak jauh lebih tinggi, masing-masing sebesar US$375 dan US$439. Keseluruhan angka ini menunjukkan kontras yang ekstrem antara pusat ekonomi maju dan negara berkembang.

Dalam lima tahun terakhir, beberapa kota mengalami penurunan signifikan dalam gaji dalam denominasi dolar AS. Kairo mencatat penurunan terdalam dengan angka 40,1 persen, sedangkan Tokyo mengalami penurunan sebesar 13,1 persen. Ditanamkan dalam konteks ini, pelemahan mata uang lokal turut mempengaruhi gaji yang dilaporkan. Pound Mesir melemah 66 persen terhadap dolar AS, sehingga pendapatan lokal terlihat menyusut secara signifikan saat dikonversi.

Tren Gaji Global

Secara keseluruhan, peta gaji global tahun 2025 menampilkan pola yang menarik. Di satu sisi, ada kota-kota kaya yang terus mengalami kenaikan gaji absolut, sedangkan di sisi lain kota-kota berkembang menunjukkan pertumbuhan cepat dalam persentase gaji. Contohnya, Warsawa dan Istanbul mencatat lonjakan gaji sekitar 95,3 persen dan 94,5 persen, meskipun dari basis yang relatif rendah.

Kota-kota dengan gaji tinggi cenderung memiliki pasar tenaga kerja yang ketat dan biaya hidup yang mahal. Semua ini berkontribusi pada pengupahan yang lebih tinggi. Namun, meski ada pertumbuhan yang menggembirakan di kota-kota berkembang, mereka masih jauh dari mengejar ketertinggalan dalam hal pendapatan dibandingkan kota-kota kaya.

Dengan data ini, jelas bahwa perbedaan gaji bulan antara pusat ekonomi maju dan berkembang sangat nyata. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi banyak negara dalam upaya menjembatani kesenjangan ekonomi. Sebuah gambaran yang jelas tentang ketimpangan di pasar global, menciptakan dua realitas yang berbeda bagi para pekerja di seluruh dunia.

Berita Terkait

Back to top button