Proton Resmikan Pabrik Mobil Listrik Pertama di Malaysia, Targetkan Pasar Utama ASEAN

Pabrik mobil listrik pertama Proton mulai beroperasi di Malaysia berlokasi di Automotive High-Tech Valley, Perak. Produsen otomotif terbesar di negara itu menargetkan perakitan kendaraan listrik dalam skala besar demi mendorong industri ramah lingkungan sekaligus memperkuat daya saing di kawasan ASEAN.

Fasilitas baru ini mampu merakit 20.000 unit mobil listrik per tahun pada tahap awal. Jumlah tersebut berpotensi naik dua kali lipat lebih, hingga 45.000 unit dalam pengembangan berikutnya. Langkah Proton memperlihatkan keseriusan Malaysia mendukung transisi ke kendaraan listrik di tingkat regional.

Ambisi Dominasi EV di Kawasan ASEAN

Pabrik baru Proton tidak hanya fokus pada pasar dalam negeri. Perusahaan menargetkan kendaraan listrik produksi mereka, seperti e.MAS 7 dan varian entry-level e.MAS 5, mendominasi pasar Asia Tenggara. Model e.MAS 7 menjadi produk perintis, disusul e.MAS 5 yang menyasar pengguna pertama mobil listrik.

Pengumuman investasi besar ini menandai momen penting bagi Proton. Dukungan dari Pemerintah Malaysia diperkuat dengan upaya menjadikan negara itu sebagai pusat regional pengembangan kendaraan listrik. Target pemerintah cukup ambisius agar kendaraan listrik dan hibrida mengambil porsi 20 persen dari total penjualan mobil baru secara nasional pada 2030.

Kerja sama strategis terlihat dari kepemilikan saham di Proton. DRB HICOM menguasai mayoritas saham, sedangkan Zhejiang Geely Holding Group dari China memiliki hampir separuh. Sinergi ini menjadi motor penggerak investasi dan transfer teknologi ke industri otomotif Malaysia.

Upaya Transformasi Industri Otomotif Negeri Jiran

Peresmian pabrik oleh Perdana Menteri Malaysia menjadi simbol eratnya hubungan ekonomi antara Malaysia dan China. Pemerintah mendorong Geely tidak hanya membangun pabrik produksi, tetapi juga mendirikan pusat pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia di kawasan otomotif tersebut. Hal ini diyakini akan mempercepat peningkatan kompetensi tenaga kerja lokal.

Proton memanfaatkan transfer pengetahuan dan kolaborasi investasi sebagai strategi akselerasi pengembangan mobil listrik. Produksi dilakukan secara bertahap. Model e.MAS 7 dirakit lebih dulu sebagai flagship, lalu e.MAS 5 diposisikan untuk penetrasi pasar yang lebih luas dan terjangkau.

Pemerintah setempat terus memperkuat kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik. Ragam insentif ditawarkan untuk menarik investasi asing dan menjaga daya saing dengan negara tetangga di kawasan ASEAN.

Kunci Sukses Penerimaan EV di Pasar Indonesia dan Regional

Survei terbaru dari Praxis Indonesia menyoroti bahwa adopsi kendaraan listrik belum lepas dari tantangan. Calon konsumen di Indonesia masih sangat mempertimbangkan rekomendasi atau masukan dari sesama pengguna serta komunitas. Lebih dari 98 persen responden menyatakan rekomendasi langsung menjadi faktor penting saat memutuskan membeli mobil listrik.

Riset terhadap 1.200 pemilik kendaraan listrik di sejumlah kota besar memperlihatkan beberapa faktor kunci berikut:

  1. Persebaran stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) dan kemudahan akses infrastruktur pengisian baterai.
  2. Ketahanan baterai mobil listrik dalam penggunaan harian.
  3. Harga jual yang kompetitif dan transparan.
  4. Reputasi dan kepercayaan terhadap merek produsen.
  5. Pengalaman pemakaian serta masukan dari pengguna lain, teman, atau komunitas otomotif.

Director of Public Affairs Praxis Indonesia, Sofyan Herbowo mengatakan, adopsi kendaraan listrik sangat berkaitan dengan komunikasi publik yang efektif dan sinergi antar pemangku kebijakan. Faktor teknologi saja tidak cukup. Edukasi konsumen dan pengalaman pengguna nyata sangat menentukan kepercayaan pasar.

Strategi Proton dalam Menjawab Tantangan Pasar

Proton menyadari bahwa meningkatkan penerimaan kendaraan listrik membutuhkan pendekatan komprehensif. Pabrik di Perak didesain tidak hanya sebagai tempat produksi, tapi juga pusat inovasi dan pelatihan tenaga kerja di bidang otomotif. Kolaborasi dengan Geely membuka peluang transfer teknologi dan akses ke pasar China sekaligus memperkuat jejak di ASEAN.

Rencana peningkatan kapasitas produksi hingga 45.000 unit per tahun menjadi bukti kesiapan Proton menghadapi lonjakan permintaan di masa mendatang. Tak hanya melayani pasar Malaysia, mobil listrik rakitan Proton juga diproyeksikan untuk ekspor ke negara-negara tetangga seperti Indonesia, Thailand, dan Vietnam.

Pemerintah Malaysia memasang target besar pada kontribusi kendaraan listrik terhadap total penjualan otomotif nasional. Upaya ini direspons dengan kebijakan afirmatif, mulai dari pembangunan infrastruktur, insentif pajak, hingga kemudahan investasi bagi pelaku industri kendaraan listrik.

Dampak Investasi Proton untuk Industri Otomotif ASEAN

Langkah Proton mendirikan pabrik mobil listrik skala besar dinilai strategis bagi posisi Malaysia sebagai hub kendaraan listrik di kawasan. Investasi ini diharapkan menjadi pemicu tumbuhnya ekosistem industri otomotif berteknologi tinggi. Negara-negara di kawasan ASEAN kini berlomba mengembangkan basis produksi EV untuk bersaing secara global.

Indonesia menjadi pasar sasaran utama mengingat populasinya yang besar dan tren adopsi kendaraan listrik yang terus naik. Investasi Proton berpotensi meningkatkan transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja, dan kolaborasi riset antara pelaku industri di ASEAN.

Adanya model flagship seperti e.MAS 7 dan varian terjangkau e.MAS 5, diprediksi akan melahirkan alternatif baru bagi konsumen otomotif kawasan yang kian melek teknologi. Keberhasilan Proton akan menjadi tolok ukur dalam mendorong produsen lain agar mengambil peran dalam transisi mobil listrik di Asia Tenggara.

Pabrik baru ini juga dijadikan pusat edukasi pengembangan SDM otomotif. Pemerintah berharap fasilitas ini mampu melahirkan insinyur dan teknisi yang siap bersaing di era kendaraan listrik. Proton menjadi contoh nyata bahwa sinergi antara perusahaan lokal dan mitra internasional dapat mendorong transformasi industri secara inklusif.

Pergerakan Proton untuk menguasai pasar ASEAN melalui ekspansi mobil listrik kini bukan lagi sekadar wacana. Strategi jangka panjang ini menegaskan Malaysia sebagai pemain utama dalam peta industri kendaraan listrik regional. Dukungan kebijakan, investasi teknologi, serta antusiasme pasar menjadi kunci dalam persaingan otomotif masa depan di Asia Tenggara.

Exit mobile version