26 Skill Utama untuk Bertahan di Era AI dan Otomatisasi yang Harus Dikuasai

Perkembangan teknologi, otomatisasi, dan kecerdasan buatan mengubah lanskap dunia kerja secara signifikan. Dalam menghadapi perubahan ini, penting bagi individu untuk mengasah keterampilan yang relevan agar tetap kompetitif di pasar kerja. World Economic Forum (WEF) telah merilis laporan terbaru yang mengidentifikasi 26 keterampilan paling dibutuhkan untuk tahun 2025. Laporan ini menggarisbawahi pentingnya keterampilan kognitif, literasi digital, dan kreativitas sebagai penentu sekaligus meningkatkan daya saing di lingkungan kerja modern.

Menurut WEF, laporan "The Future of Jobs Report 2025" menyoroti beberapa tantangan yang akan mempengaruhi pasar tenaga kerja dalam lima tahun mendatang. Beberapa faktor seperti perkembangan teknologi, ketidakpastian ekonomi global, dan transisi menuju ekonomi hijau menjadi pendorong utama transformasi pekerjaan yang akan terjadi hingga 2030. Dengan data yang dihimpun dari lebih dari 1.000 perusahaan di 55 negara, laporan ini menyajikan gambaran yang komprehensif dan terpercaya mengenai skill yang harus dimiliki di masa depan.

Keterampilan Kognitif dan Interpersonal

WEF membagi keterampilan kerja masa depan dalam beberapa kategori, yang mencakup kemampuan berpikir kritis, kemampuan beradaptasi, dan keterampilan komunikasi yang efektif dengan orang lain. Keterampilan kognitif, seperti analisis dan pemecahan masalah, menjadi landasan utama dalam menghadapi kompleksitas pekerjaan. Sementara itu, keterampilan interpersonal penting untuk membangun hubungan yang baik dalam lingkungan kerja yang semakin beragam.

Daftar 26 Skill Paling Dibutuhkan pada 2025

Menurut WEF, berikut adalah 26 keterampilan yang harus dimiliki pada tahun 2025:

  1. Berpikir kritis (analytical thinking)
  2. Daya tahan dan fleksibilitas (resilience, flexibility, and agility)
  3. Kepemimpinan dan pengaruh sosial (leadership and social influence)
  4. Berpikir kreatif (creative thinking)
  5. Motivasi dan kesadaran diri (motivation and self-awareness)
  6. Literasi teknologi (technological literacy)
  7. Empati dan kemampuan mendengarkan aktif (empathy and active listening)
  8. Rasa ingin tahu dan kemauan belajar sepanjang hayat (curiosity and lifelong learning)
  9. Manajemen talenta (talent management)
  10. Orientasi pelayanan (service orientation)

Strategi Mengembangkan Skill di Era Digital

Untuk bersaing di dunia kerja yang semakin kompleks, individu perlu menerapkan berbagai strategi. Salah satunya adalah penerapan metode belajar berbasis pengalaman, seperti magang dan proyek lintas disiplin. Dengan cara ini, kemampuan praktis dan soft skills dapat dilatih secara efektif.

Memanfaatkan teknologi seperti platform e-learning dapat mempercepat proses belajar. Selain itu, mentorship dan coaching juga terbukti efektif dalam mengembangkan soft skills, seperti komunikasi dan kolaborasi.

Pentingnya mengadopsi budaya belajar berkelanjutan juga tidak dapat diabaikan. Individu dan organisasi perlu menjadikan pembelajaran sebagai bagian integral dari rutinitas kerja. Seimbangkan pengembangan keterampilan teknis dengan interpersonal, karena kreativitas, empati, dan komunikasi akan tetap memiliki nilai tinggi meskipun teknologi terus berkembang.

Penutup: Menghadapi Tantangan Di Masa Depan

Memahami tren keterampilan yang dibutuhkan di masa depan sangatlah penting. Individu yang mampu beradaptasi dan terus berinovasi akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan. Dengan mengikuti panduan dari WEF, kita dapat mempersiapkan diri lebih baik untuk menghadapi tantangan di era otomatisasi dan kecerdasan buatan yang semakin mendominasi pasar kerja global.

Source: www.beritasatu.com

Berita Terkait

Back to top button