Jaminan Keamanan Digital: Pentingnya Ruang Aman untuk Anak di Dunia Internet

Masyarakat kini hidup di era digital yang tidak terelakkan. Dengan cepatnya penetrasi internet, jumlah pengguna di Indonesia telah mencapai 229 juta, dan hampir setengah dari jumlah ini adalah anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun. Hal ini mendorong pemerintah untuk meningkatkan perlindungan terhadap anak-anak saat mereka berselancar di dunia maya.

Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) meminta masyarakat untuk lebih aktif mengawasi risiko digital yang dihadapi anak-anak. Dalam konferensi pers, Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media Kemenkomdigi, Fifi Aleyda Yahya, menekankan pentingnya menciptakan ruang aman untuk anak. “Anak-anak harus mendapatkan ruang aman di dunia digital, bukan terpapar hal negatif,” ujar Fifi.

Dalam rangka menciptakan lingkungan yang lebih aman, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Tunas. Ini adalah regulasi baru yang mengharuskan seluruh platform digital untuk menyediakan konten yang bersih dan aman bagi anak-anak. Kebijakan ini menjadikan Indonesia negara kedua setelah Australia yang memiliki regulasi khusus untuk perlindungan anak di ruang digital.

Melihat angka-angka yang mengkhawatirkan, perlindungan digital bukan hanya masalah pemerintah. Ini juga tugas orang tua dan masyarakat. Edukasi tentang keamanan digital sangat penting untuk menjaga anak-anak agar tidak menghadapi ancaman di internet. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang, Mugiya Wardhany, menyoroti bahwa kesadaran kolektif diperlukan untuk melindungi data pribadi anak-anak.

Sebagai langkah awal, orang tua disarankan untuk mengawasi penggunaan internet anak-anak. Berikut adalah beberapa langkah konkret yang dapat diambil:

  1. Kontrol Konten: Gunakan aplikasi yang dapat membantu mengawasi konten yang diakses anak.
  2. Edukasi tentang Keamanan: Ajarkan anak tentang pentingnya menjaga data pribadi dan cara menghadapi penipuan online.
  3. Buat Batasan Waktu: Tentukan waktu yang sesuai untuk penggunaan internet agar anak tidak terpapar terus-menerus.
  4. Diskusikan dengan Anak: Ajak anak berdiskusi tentang apa yang mereka lakukan di internet dan teman-teman online mereka.

Dengan mematuhi langkah-langkah di atas, orang tua dapat membantu membangun kesadaran dan kewaspadaan di kalangan anak-anak. Selain pengawasan orang tua, juga diperlukan kolaborasi antara pemerintah, penyedia platform, dan masyarakat untuk menciptakan dunia digital yang lebih aman.

Rendahnya kewaspadaan pengguna menjadi salah satu penyebab banyaknya kasus kebocoran data pribadi. Ini menekankan pentingnya sikap proaktif dalam melindungi diri di ruang siber. Mugiya mengingatkan agar masyarakat tidak sembarangan membagikan data pribadi. Pengguna perlu mengecek keaslian tautan maupun pesan yang diterima untuk menghindari potensi ancaman.

Pemahaman bahwa perlindungan data pribadi dimulai dari kebiasaan masing-masing pengguna sangat penting. Kolaborasi antara pihak pemerintah dan masyarakat akan menciptakan kesadaran kolektif yang lebih baik. Perlindungan yang holistik dan berkesinambungan di ruang digital akan memberikan jaminan keamanan bagi anak-anak.

Perlindungan anak di dunia digital adalah tanggung jawab bersama. Setiap pihak harus berkontribusi untuk memastikan bahwa anak-anak dapat menikmati pengalaman positif di internet. Ini termasuk mendapatkan informasi yang bermanfaat dan mengembangkan kreativitas mereka tanpa terpapar risiko dan ancaman. Keberadaan regulasi dan upaya pemerintah sangat berarti, namun dukungan dari orang tua dan masyarakat juga esensial untuk memastikan ruang digital yang aman dan ramah bagi anak-anak.

Baca selengkapnya di: www.beritasatu.com

Berita Terkait

Back to top button