Fenomena Penipuan Gadget Murah: Ponsel Rekondisi Banjiri Marketplace, iPhone Paling Banyak Jadi Korban

Di era belanja online yang semakin marak, masyarakat kini menghadapi risiko tinggi tertipu oleh ponsel rekondisi yang dijual dengan label baru. Perangkat ini sebenarnya bekas perbaikan yang disulap agar tampak mulus dan fungsional, tapi kualitasnya jauh di bawah standar unit resmi.

Fenomena ponsel refurbish merajalela di marketplace besar. Penjual nakal sering menawarkan produk dengan harga jauh di bawah pasar guna menarik pembeli tanpa kejelasan asal-usul barang.

Ciri-Ciri Gadget Rekondisi yang Harus Diwaspadai

  1. Produk dijual dengan istilah seperti "like new", "ex-inter", "open box", atau "BNOB".
  2. Harga jual 20-40% lebih murah dari harga resmi.
  3. Kemasan tidak asli, aksesoris KW, dan tidak ada segel pabrik.
  4. Tombol dan casing berbeda dari aslinya, warna kurang natural atau bobot tidak sesuai.
  5. IMEI perangkat tidak terdaftar di Kementerian Perindustrian dan berisiko diblokir.

Ponsel rekondisi biasanya merupakan perangkat yang pernah rusak, diperbaiki dengan komponen pengganti, lalu dipasarkan seolah-olah baru. Hal ini kerap menimbulkan masalah penggunaan seperti baterai cepat rusak, kamera tidak stabil, dan perangkat mati mendadak.

Merk dan Seri Ponsel yang Paling Rentan Rekondisi

iPhone menjadi korban utama praktik ini, khususnya model lama seperti iPhone 7, 8, X, dan 11 yang banyak beredar dalam kondisi rekondisi. Banyak unit yang memakai baterai dan casing baru, namun mesin internal sudah aus atau bermasalah.

Selain iPhone, beberapa seri flagship Samsung seperti Galaxy S9, S10, Note 8, dan Note 9 juga masuk daftar. Ponsel Android populer seperti Xiaomi Redmi Note 7, 8, 9, serta seri lama dari Oppo dan Vivo juga sering ditemukan dalam kondisi serupa.

Sebagian besar perangkat rekondisi ini berasal dari negara seperti China, Thailand, dan India dan masuk ke pasar Indonesia melalui jalur tidak resmi.

Tips Penting Saat Membeli Gadget di Marketplace

  • Belilah dari toko resmi untuk memastikan keaslian produk.
  • Selalu periksa garansi resmi yang berlaku.
  • Lakukan pengecekan nomor IMEI untuk mengetahui status legalitas perangkat.
  • Waspadai harga yang terlalu murah dibanding pasaran karena biasanya menyimpan risiko.

Para komunitas dan teknisi smartphone terus mengingatkan agar konsumen tidak mudah tergiur diskon besar tanpa verifikasi menyeluruh. Ponsel murah yang tampak menggoda ini sebenarnya bisa menjadi bumerang di kemudian hari.

Kasus kerugian akibat membeli gadget rekondisi kian marak dan merugikan konsumen. Oleh sebab itu, kewaspadaan dan edukasi konsumen sangat penting untuk mencegah penipuan merek ponsel dan memastikan pembelian gadget yang aman serta berkualitas di marketplace.

Berita Terkait

Back to top button