Modus penipuan online terbaru kini hadir dengan teknik yang lebih canggih dan sulit dideteksi. Penipuan ini memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dengan cara menanamkan nomor telepon palsu yang muncul seolah resmi di hasil pencarian Google dan platform AI lainnya.
Menurut penelitian terbaru dari Aura Labs, teknik yang dinamakan “phone number poisoning” ini berbahaya karena menargetkan konten publik yang menjadi sumber data model AI. Penipu menyisipkan nomor palsu di situs web berotoritas tinggi, seperti situs pemerintah, kampus, serta platform konten populer seperti YouTube dan Yelp.
Teknik ini tidak meretas AI secara langsung, melainkan memanipulasi konten web yang menjadi rujukan AI. Ketika pengguna mencari informasi nomor layanan pelanggan, AI secara otomatis memberikan nomor palsu tersebut sebagai jawaban terpercaya. Ini terjadi karena penipu menggunakan dua metode optimasi yang sedang tren, yaitu Generative Engine Optimization (GEO) dan Answer Engine Optimization (AEO).
GEO mempermudah konten web agar dibaca dan dipakai sebagai sumber oleh mesin AI. Sedangkan AEO berfokus agar konten muncul sebagai jawaban langsung di hasil pencarian berbasis AI. Dengan kombinasi dua teknik ini, nomor palsu mudah tampil dalam respons AI dan menipu pengguna.
Tahapan serangan ini dimulai dengan penyerang mengunggah spam atau konten palsu di situs yang sudah diretas. Selanjutnya, mereka menambahkan teks dan ulasan yang sudah dioptimasi secara spesifik di platfrom seperti YouTube dan Yelp. Pada akhirnya, nomor telepon palsu ditanamkan di laman-laman tersebut agar dapat diambil oleh LLM (Large Language Model).
Fakta ini diungkap oleh Aurascape yang menegaskan bahwa AI menganggap semua sumber tersebut valid. Pengguna yang mengikuti nomor tersebut akan diarahkan ke pusat panggilan bohong yang dijalankan oleh penipu. Di sana, korban diminta memberikan data pribadi dan akses akun digital secara sembunyi-sembunyi.
Dampak dari penipuan ini sangat merugikan. Ketika korban menelepon nomor palsu, pelaku akan mengelabui agar melakukan transaksi yang menguras rekening. Bahkan data finansial korban bisa diambil alih secara bertahap tanpa disadari hingga saldo habis.
Menghindari risiko ini harus dilakukan dengan cara cermat. Pastikan untuk memverifikasi nomor kontak di situs resmi perusahaan sebelum menghubungi. Hindari menelepon nomor yang muncul di luar situs terpercaya seperti Google, YouTube, atau aplikasi AI tanpa konfirmasi ulang.
Jangan pernah memberikan informasi OTP, PIN, atau data sensitif kepada siapa pun yang tidak bisa dipastikan keasliannya. Karena akses data tersebut dapat membuka peluang bagi pelaku untuk melakukan tindakan penipuan secara online.
Berikut ini ciri-ciri nomor telepon palsu yang perlu diwaspadai:
1. Muncul di hasil pencarian AI tanpa referensi di situs resmi.
2. Terdapat pada ulasan atau komentar yang mencurigakan di platform seperti YouTube dan Yelp.
3. Nomor tidak tercantum di laman resmi perusahaan yang valid.
4. Diarahkan untuk melakukan transaksi atau meminta data rahasia secara mendesak.
5. Memberikan janji atau hadiah tidak masuk akal sebagai umpan.
Dengan mengenali tanda-tanda tersebut, pengguna dapat lebih berhati-hati dan menghindari jebakan nomor layanan pelanggan palsu. Keamanan data pribadi dan finansial harus menjadi prioritas utama saat berinteraksi dengan sumber informasi di internet.
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan membawa manfaat besar, namun juga menghadirkan tantangan baru dalam menjaga keamanan digital. Oleh sebab itu, edukasi dan kewaspadaan dalam penggunaan platform AI sangat penting untuk mencegah kerugian akibat penipuan tipe baru ini.
