Krisis DRAM, NVIDIA Pangkas Produksi GPU Konsumer Hingga 40 Persen demi Stabilitas Pasar

Krisis pasokan DRAM menyebabkan gejolak besar di industri teknologi global, terutama berdampak pada produsen kartu grafis seperti NVIDIA. Menurut laporan yang beredar, NVIDIA harus memangkas produksi GPU gaming untuk konsumen hingga 40% pada paruh pertama tahun tersebut. Pengurangan jumlah ini dikhawatirkan mengulangi situasi langka yang pernah terjadi, dimana stok kartu grafis menjadi sangat sulit didapat dan harga melonjak tajam di pasaran.

Kebijakan penyesuaian produksi ini dilakukan sebagai respons atas semakin parahnya gangguan pada rantai pasokan memori dunia. Dengan kebutuhan memori yang melonjak akibat pengembangan AI, permintaan untuk chip DRAM terus meningkat signifikan. Board Channels dan Benchlife melaporkan bahwa peta jalan produksi GPU NVIDIA mengalami perubahan besar.

Dampak Langsung pada Lini GeForce RTX 50 Series

Seri GeForce RTX 50 yang sebelumnya dijadwalkan hadir dengan peningkatan kapasitas memori hingga 50% harus mengalami perubahan rencana. Seri “Super” yang diharapkan oleh para gamer dilaporkan batal meluncur. Keduanya sangat bergantung pada DRAM dengan jumlah besar sebagai penopang kinerja grafis terbaru.

Masalah ini berdampak paling serius kepada model menengah, khususnya kartu grafis dengan memori besar yang biasa menjadi pilihan utama gamer. Kapasitas produksi justru dialihkan ke lini server dan AI yang menghasilkan margin keuntungan lebih tinggi bagi NVIDIA. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa konsumen umum akan semakin sulit mendapatkan GPU dengan harga terjangkau di pasaran.

Kenaikan Harga Perangkat Gaming dan Laptop

Analis memperingatkan bahwa krisis DRAM ini akan memberi efek domino yang luas ke seluruh ekosistem perangkat keras komputer. Permintaan memori untuk AI yang sangat besar, seperti dari perusahaan OpenAI, telah menggerus suplai memori untuk perangkat konsumen. Akibatnya, produsen perangkat harus beradaptasi dengan situasi langka tersebut.

Beberapa skenario yang diperkirakan terjadi di antaranya:

  1. Harga laptop kemungkinan naik minimal 20% dari harga biasa.
  2. Produk dengan spesifikasi rendah, seperti laptop dengan RAM 8 GB dan smartphone 4 GB, dinilai akan kembali mendominasi pasar karena permintaan akan RAM tinggi tidak bisa dipenuhi produsen.
  3. Konsol genggam populer seperti Nintendo Switch 2 dan Steam Machine diperkirakan mengalami lonjakan harga karena biaya DRAM meningkat tajam.

Situasi ini menjadi alarm bagi para pecinta teknologi dan gamer yang berencana melakukan pembelian atau upgrade perangkat. Para analis merekomendasikan konsumen untuk tidak menunda pembelian, mengingat produksi kartu grafis dan perangkat lain terus memangkas kapasitas distribusinya.

Langkah-Langkah yang Dapat Diambil Konsumen

  1. Pertimbangkan untuk membeli atau meng-upgrade perangkat sebelum stok di pasaran benar-benar menipis.
  2. Cermati tren harga kartu grafis, laptop gaming, dan konsol portabel setiap bulan untuk menentukan waktu terbaik melakukan pembelian.
  3. Pilih perangkat dengan kapasitas RAM standar jika anggaran terbatas, sebab perangkat kelas atas akan mengalami kenaikan harga signifikan.

Gangguan rantai pasok yang dipicu krisis DRAM saat ini menimbulkan ketidakpastian pada dunia perangkat keras global. Pelaku industri, distributor, hingga pengguna akhir harus ekstra waspada dalam mengambil keputusan pembelian teknologi, sambil terus memantau perkembangan terbaru dari produsen besar seperti NVIDIA.

Exit mobile version