Album 143 Gagal Bersinar, Hubungan Katy Perry dan Orlando Bloom Alami Ketegangan

Katy Perry belakangan ini menghadapi tekanan yang berat setelah peluncuran album terbarunya, “143,” yang tidak mendapatkan sambutan positif dari para kritikus dan penggemar. Album yang dirilis pada bulan September itu sejatinya diharapkan menjadi titik balik untuk kariernya, namun takdir berkata lain. Situasi ini turut berdampak pada hubungan Perry dengan tunangannya, Orlando Bloom, yang tampaknya mengalami ketegangan akibat stres yang dialami penyanyi berusia 40 tahun itu.

Sumber yang dekat dengan pasangan tersebut menyebutkan bahwa Katy merasa sangat frustrasi dengan penerimaan album “143.” Meskipun Orlando berusaha untuk memberi dukungan, intensitas stres yang dirasakan Katy mengekspos ketegangan dalam hubungan mereka. “Katy sangat kecewa dengan ulasan dan penjualan tiket tur yang tidak memuaskan. Walaupun ada beberapa tiket yang terjual, semua itu jauh dari harapan untuk sold out,” ungkap sumber tersebut kepada PEOPLE. Cita-cita Perry untuk menciptakan album dance-pop yang meriah dan penuh perayaan tampaknya tidak sesuai dengan realitas yang dihadapinya.

Dalam sebuah wawancara sebelumnya, Spotify, Perry menjelaskan bahwa album ini terinspirasi dari perubahan besar dalam hidupnya. Menurutnya, pesan cinta yang ingin disampaikan melalui kode “143” menjadi inti dari album tersebut. “Ini tentang cinta dan merayakan momen-momen itu,” tambahnya. Namun, setelah album diluncurkan, ia justru merasakan rasa sakit saat melihat karya yang diharapkan bersinar justru mendapatkan banyak kritik negatif.

Tidak hanya album, kemunculan Perry kembali ke panggung melalui tur “Lifetimes” juga menjadi sorotan. Meskipun konser pertama di Mexico City mendapat perhatian, ada kekhawatiran di antara para penggemar tentang dampak kritik yang diterima. Dalam rangkaian tur ini, Katy berencana untuk menggelar konser di berbagai kota, namun keberhasilan dan popularitas tampilannya masih menjadi tanda tanya.

Di tengah semua masalah ini, hubungan Katy dan Orlando juga dibayangi pengaruh dari tekanan yang dialami Katy. Keduanya telah bertunangan sejak Februari 2019 dan menjadi orang tua untuk putri mereka, Daisy Dove, yang lahir pada Agustus 2020. Meskipun terlihat saling mendukung, beberapa pihak menunjukkan bahwa ketegangan ini bisa berujung pada masalah yang lebih serius.

Perry juga mengungkapkan pengalaman pribadinya terkait tekanan publik, mengindikasikan bahwa ia pernah mengalami depresi situasional setelah kritik pedas terhadap album sebelumnya, “Witness.” Pengalaman tersebut membuatnya menyadari pentingnya menjaga nilai diri tanpa bergantung pada reaksi publik. “Apa yang orang pikirkan tentangmu bukan urusanmu,” katanya.

Perwakilan dari Katy dan Orlando belum memberikan pernyataan resmi mengenai situasi yang mereka alami saat ini. Namun, ketidakpastian di antara kedua selebriti ini menciptakan spekulasi di antara para penggemar tentang masa depan hubungan mereka. Meskipun mereka berusaha menjaga privasi, situasi ini tidak luput dari perhatian media dan publik.

Dalam konteks karier, Katy melanjutkan tur yang direncanakan, namun dengan meneruskan perjalanan di belakang bayang-bayang ketidakpastian. Keberhasilan album dan penampilan panggungnya tidak hanya penting untuk reputasinya sebagai seorang artis, tetapi juga untuk kesehatan mentalnya yang sangat bergantung pada respon publik. Hal ini mengarah pada pertanyaan lebih besar tentang apa yang terjadi ketika tekanan profesional dan kehidupan pribadi mulai bertabrakan.

Sementara itu, banyak penggemar yang berharap agar album “143” dapat menemukan jalannya kembali dan menjadi lebih diterima. Namun dalam waktu yang sama, perhatian khusus juga tertuju pada hubungan Katy Perry dan Orlando Bloom, yang kini berada di ujung tanduk. Keduanya berbagi kenyataan hidup yang kompleks di tengah sorotan publik, dan seiring berjalannya waktu, apa yang dihadapi mereka dapat menjadi cermin bagi banyak orang yang juga mengalami tantangan serupa dalam hubungan mereka.

Berita Terkait

Back to top button