Film animasi Jumbo telah menjadi salah satu tonggak penting dalam perfilman Indonesia, menandai kemajuan signifikan di industri animasi lokal. Sejak peluncurannya, Jumbo berhasil meraih status sebagai film terlaris nasional, mencuri perhatian baik anak-anak maupun orang dewasa. Namun, di balik kesuksesan tersebut, terdapat kisah inspirasi yang menarik perhatian, yakni perjalanan kreatif para pembuatnya.
Sutradara Ryan Adriandhy menjelaskan bahwa inspirasi untuk film Jumbo muncul dari pengalaman hidup yang relevan. Ia mengungkapkan bahwa film ini berangkat dari ide tentang perundungan di masa kecil, yang dialami banyak orang. “Kami brainstorming dan menyusun cerita tentang perjalanan dari masa kecil yang penuh tantangan hingga dewasa,” ujar Ryan. Dengan pendekatan animasi, pesan-pesan berat yang disampaikan dapat diterima dengan lebih ringan, menjadikan film ini pilihan menarik bagi berbagai kalangan.
Animasi dalam Jumbo menjadi elemen yang sangat diutamakan dan ditonjolkan, menunjukkan kemajuan teknologi yang ada. Eksekutif Produser Angga Dwimas Sasongko menegaskan bahwa animasi tidak semata-mata berhubungan dengan teknologi informasi. Ia mengatakan, “Jumbo dimulai dari envision, yaitu kemampuan storytelling yang ingin kami bawa.” Pendekatan ini berhasil menciptakan karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan nilai-nilai penting dalam kehidupan.
Proses produksi film Jumbo melibatkan kerjasama tim yang solid dengan visi dan misi yang sama. Dalam konteks ini, Angga menjelaskan pentingnya keterampilan dan gagasan di balik setiap karya. “Animasi Indonesia harus memiliki nilai sasaran yang tepat, tetapi juga harus diiringi dengan ide-ide inovatif,” tuturnya. Hal ini menjadi salah satu kekuatan utama film yang dalam beberapa bulan terakhir menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat.
Setelah ditayangkan, film Jumbo berhasil membuka pandangan publik, terutama kalangan orang tua, terhadap dunia animasi. Ryan mencatat, “Banyak orang tua yang sebelumnya skeptis menjadi lebih terbuka terhadap potensi karir di animasi.” Perubahan pandangan ini menjadi kabar baik bagi industri animasi di Indonesia, yang sempat dipandang sebelah mata.
Kesuksesan film ini bukan hanya hasil dari inovasi teknis, tetapi juga didukung oleh pendekatan yang matang terhadap cerita dan nilai-nilai yang ingin disampaikan. Tim film Jumbo menunjukkan bahwa kesatuan visi dan eksekusi yang baik adalah kunci keberhasilan. Keselarasan antara ide dan teknologi, antara kreativitas dan keahlian, berhasil menciptakan karya yang menggugah.
Jumbo juga telah menginspirasi banyak kreator lainnya, mengokohkan posisi animasi sebagai salah satu segmen penting dalam industri perfilman. “Kami berharap film ini dapat mendorong lebih banyak kreator untuk berani bereksperimen dalam animasi,” ungkap Angga. Harapan ini sejalan dengan tujuan untuk menciptakan lebih banyak karya berkualitas yang dapat memberi dampak positif bagi masyarakat.
Dengan begitu banyaknya aspek yang melatarbelakangi kesuksesan film ini, Jumbo tidak hanya sekadar film animasi biasa. Ia telah menjadi simbol kemajuan dan harapan bagi industri film Indonesia, di mana kreativitas dan inovasi menjadi dua pilar utama yang akan terus membawa karya-karya baru ke depan. Film Jumbo bagaikan angin segar di tengah upaya mengembangkan perfilman Indonesia ke arah yang lebih baik.
