Musisi Denny Chasmala baru-baru ini membagikan pengalaman pribadi mengenai royalti yang diterimanya sebagai pencipta lagu. Dalam sebuah unggahan di media sosial, Denny memperlihatkan bukti transfer royalti dari LMK WAMI dengan jumlah yang cukup mengejutkan, yakni Rp660.153. Meskipun jumlah tersebut terkesan kecil, Denny tetap menunjukkan rasa syukur atas rezeki tersebut.
“Dapat royalti, Alhamdulillah. Bukan soal besar kecil, tentu tetap saya syukuri,” tulis Denny dalam unggahan yang dilakukannya pada Kamis, 10 Juli 2025. Pernyataan ini mencerminkan sikap positifnya meskipun ia mengungkapkan keprihatinan mengenai sistem royalti yang berlaku bagi para pencipta lagu di Indonesia.
Denny mengungkapkan rasa “gemas” yang kerap dirasakannya karena ketidakpastian mengenai siapa saja yang mendengarkan atau menyanyikan lagu-lagu ciptaannya. Ia menuturkan, “Saya tidak pernah tahu siapa saja yang memutar atau menyanyikan lagu-lagu saya. Apakah pemilik kafe, karaoke, atau bahkan di acara kantor, nikahan, konser berbayar?”
Kekhawatiran Denny mencerminkan masalah lebih luas yang dialami oleh para pencipta lagu di tanah air. Banyak musisi yang merasa terabaikan dalam hal penghargaan terhadap karya mereka, apalagi saat lagu-lagu tersebut dibawakan dalam konteks komersial tanpa adanya penghargaan yang layak.
Melalui curhatan ini, Denny berharap agar penyanyi dan penikmat lagu-lagu ciptaannya lebih menghargai peran seorang pencipta lagu. Ia menyatakan harapan agar setiap pendengar terhibur dan setiap penyanyi merasakan kebahagiaan saat membawakan lagu-lagu tersebut. Selain itu, Denny juga berharap agar semua yang terlibat dalam ekosistem lagu, termasuk dirinya sebagai pencipta, mendapatkan imbalan yang seimbang.
“Semoga yang mendengar lagu saya terhibur, semoga yang menyanyikan lagu saya ikut bahagia, dan semoga yang nyanyinya dibayar, ingat yang punya lagu,” ungkap Denny dengan nada penuh harap. Ia juga menekankan pentingnya kesehatan bagi pencipta lagu agar dapat terus berkarya untuk menafkahi keluarga mereka.
Selain curhatannya tentang royalti, Denny juga mengundang senyum dengan menambah kalimat penutup yang mengajak pengikutnya untuk merespons. “Diaminin gak?” tulisnya dengan nada bercanda, menunjukkan sisi humoris yang membuat interaksi sosial di media sosial jadi lebih hangat.
Melihat dari perspektif yang lebih luas, pernyataan Denny mengangkat isu penting di industri musik, terutama mengenai perlindungan hak cipta dan penghargaan terhadap karya seni. Banyak pencipta lagu lain yang mengalami nasib serupa, di mana pembagian royalti sering kali tidak adil atau tidak merata. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para musisi untuk mendapatkan pengakuan setara atas hasil karya mereka.
Setiap tahun, industri musik Indonesia terus berkembang, tetapi sistem royalti yang ada tampaknya belum sepenuhnya memberikan keadilan bagi para pencipta lagu. Dengan regulasi yang lebih baik dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menghargai karya seni, diharapkan masa depan industri musik dapat lebih cerah serta menguntungkan semua pihak yang terlibat.
Dalam konteks ini, kolaborasi antara musisi, lembaga pengelola hak cipta, dan pemerintah sangat penting. Denny Chasmala, dengan keberaniannya berbicara, memberi inspirasi bagi para pencipta lagu lainnya untuk bersuara dan memperjuangkan hak mereka. Akhirnya, dengan adanya perhatian yang lebih baik terhadap hak pencipta, diharapkan industri musik Indonesia bisa lebih sejahtera dan mampu memberikan perlindungan serta penghargaan yang layak bagi penciptanya.





