Adam Levine Ogah Ditato Lagi: Cerita Menyakitkan di Balik Prosesnya

Penyanyi terkenal Adam Levine, yang juga merupakan vokalis dari band Maroon 5, baru-baru ini mengungkapkan bahwa ia enggan untuk menambah koleksi tato di tubuhnya. Dalam wawancara dengan Today.com, Levine mengonfirmasi bahwa tato terbaru di lengan kirinya adalah yang terakhir. Ia menyatakan, “Aku sudah cukup puas dengan rasa sakit itu,” menjelaskan bahwa meskipun membuat tato itu menyenangkan, prosesnya sangat menyakitkan.

Levine, yang saat ini berusia 46 tahun, mengakui bahwa ia tidak sekuat dulu saat masih muda. Ia menjelaskan, “Sekarang aku sudah melunak. Ketika aku membuat tato, aku merasa ini sangat menyakitkan. Aku sudah selesai dengan kebiasaan ini.” Hal ini menunjukkan perubahan pandangannya seiring bertambahnya usia, di mana ia lebih memilih untuk menghindari rasa sakit yang datang bersama dengan proses pembuatan tato.

Sebagai seorang artis yang dikenal dengan penampilan yang penuh tato, Levine memiliki berbagai desain yang mencerminkan perjalanan hidupnya. Ketika ditanya mengenai tato favoritnya, ia menjawab bahwa ada banyak yang ia sukai. Namun, ia akhirnya memilih tato di jari-jarinya yang mengeja “true love” sebagai yang paling berkesan. Pilihan ini mencerminkan nilai-nilai yang penting bagi Levine, termasuk cinta dan komitmen.

Seiring dengan keputusan Levine untuk berhenti menambah tato, banyak penggemarnya dan pengamat musik mulai bertanya-tanya apakah ini akan berdampak pada citranya sebagai artis. Karya seni tubuh sering kali menjadi representasi diri bagi banyak musisi dan dapat memengaruhi cara mereka dipersepsikan oleh publik. Meski demikian, keputusan Levine untuk menghentikan proses ini tampaknya lebih berkaitan dengan kebutuhan pribadi dan kesehatan daripada isu citra.

Fenomena tato di kalangan selebriti telah menjadi tren yang semakin umum di eras modern ini. Mulai dari yang sederhana hingga yang rumit, tato mengandung makna yang dalam bagi masing-masing individu. Levine sendiri sebelumnya dikenal dengan berbagai tato yang menggambarkan berbagai aspek kehidupannya, dan banyak penggemar yang sangat menghargai ekspresi tersebut.

Tidak hanya Levine, banyak selebriti lainnya yang juga berbagi pandangan serupa tentang rasa sakit yang ditimbulkan oleh tato. Proses pembuatan tato yang menyakitkan menjadi alasan bagi sebagian orang untuk berpikir ulang sebelum membuat keputusan permanen di tubuh mereka.

Bagi Levine, pengalamannya dengan tato sangat jelas. Walaupun ia menikmati proses kreatif tersebut, ketidaknyamanan yang mengikutinya membuatnya memutuskan untuk tidak melanjutkan kebiasaan itu. Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan banyak artis dan musisi yang mengalami perubahan dalam diri mereka, baik melalui penampilan, musik, maupun cara pandang terhadap kehidupan.

Dengan pernyataan ini, Adam Levine menunjukkan salah satu sisi dari perjalanan hidup seorang selebriti, di mana perubahan dalam diri dan perspektif seiring bertambahnya usia dapat membawa dampak yang signifikan. Keputusannya untuk berhenti dengan tato mungkin menjadi sebuah langkah penting dalam rangka menuju fase baru dalam kehidupannya.

Sebagai penutup, perhatian publik terhadap keputusan Levine ini menunjukkan betapa besar pengaruh seorang artis terhadap masyarakat. Apakah keputusan Levine untuk berhenti membuat tato akan menjadi inspirasi bagi lainnya? Hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan tersebut. Namun, hal ini menunjukkan bahwa di balik glamornya dunia musik, ada juga sisi-sisi pribadi yang sangat manusiawi.

Berita Terkait

Back to top button