Festival musik elektronik Tomorrowland di Boom, Belgia, menghadapi tantangan besar menjelang pembukaannya akhir pekan ini. Panggung utama festival, yang baru saja selesai dibangun, dilalap api pada Rabu malam (16/7) — hanya sehari sebelum acara dimulai. Meskipun ancaman kebakaran mengancam jalannya festival, panitia berkomitmen untuk membangun panggung baru agar bisa memulai festival tepat waktu.
Sejumlah 400.000 pengunjung diperkirakan hadir dalam dua akhir pekan penyelenggaraan festival ini. Puluhan ribu pengunjung sudah berada di lokasi perkemahan Dreamville sebelum festival dimulai. Artis-artis ternama seperti David Guetta, Lost Frequencies, Swedish House Mafia, dan Charlotte De Witte dijadwalkan untuk tampil di festival yang dikenal dengan suasana magisnya ini.
Dalam konferensi pers yang diadakan Kamis malam, juru bicara Tomorrowland, Debby Wilmsen, mengungkapkan harapan untuk menyelesaikan pembangunan panggung baru tepat waktu. “Jika tidak memungkinkan, kami akan memisahkan area Dreamville dari lokasi festival untuk sementara,” ujarnya. Penampilan artis yang seharusnya berada di panggung utama akan dipindahkan ke Gathering Stage di perkemahan.
Kebakaran tersebut tidak mengakibatkan korban luka, namun situasi sempat genting ketika api mulai mendekati rumah penduduk serta area hutan sekitar. Tim pemadam kebakaran menyatakan bahwa lokasi kebakaran kini sudah aman. Masyarakat setempat juga sempat dievakuasi selama proses pemadaman yang melibatkan helikopter polisi.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 18.00 waktu setempat dan menghasilkan asap tebal yang memenuhi area. Seorang pekerja di lokasi menggambarkan momen kebakaran sebagai “adegan apokaliptik.” Ia mengaku sangat kecewa karena usaha selama empat minggu untuk membangun panggung tersebut lenyap dalam waktu setengah jam. “Kami baru saja menyelesaikan tahap akhir pembangunan. Hanya butuh satu hari lagi,” tuturnya kepada media setempat.
Kepanikan di antara pengunjung juga terasa. Bradley Cooper-Barnard, seorang pengunjung dari London, mengungkapkan bahwa suasana kali ini terasa berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. “Biasanya pada jam segini, orang-orang sudah berpesta dan musik terdengar di mana-mana. Sekarang lebih sunyi, tapi kami tetap akan bersenang-senang apa pun yang terjadi,” katanya. Hasil survei juga menunjukkan bahwa banyak pengunjung yang tetap optimis dan berharap panitia dapat menyelesaikan pembangunan panggung dalam waktu yang tersisa.
Tomorrowland, yang dihelat pertama kali pada tahun 2005, telah berkembang menjadi festival musik elektronik terbesar di dunia. Dengan daya tariknya yang melintas batas benua, acara ini menjadi magnet bagi penggemar musik dari berbagai negara. Meskipun mengalami kendala, panitia berusaha keras untuk memastikan bahwa festival tetap dapat berlangsung dan memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para pengunjung.
Melalui media sosial, Tomorrowland menyampaikan kesedihannya atas kejadian tersebut, menyatakan bahwa “Panggung Orbyz bukan sekadar panggung; ia adalah dunia yang hidup.” Kejadian ini menjadi pengingat akan betapa pentingnya persiapan yang matang dan penanganan krisis yang efektif dalam menyelenggarakan acara besar.
Dalam menghadapi tantangan ini, komitmen panitia Tomorrowland untuk mengatasi masalah dan memberikan pengalaman yang luar biasa bagi para pengunjung menjadi inti dari festival ini. Walaupun menghadapi banyak rintangan, harapan tetap ada bahwa festival ini akan memberikan momen-momen magis meski dalam keadaan yang tidak ideal. Dengan persiapan dan kerja keras, Tomorrowland berupaya untuk tetap menyajikan atmosfer meriah yang telah menjadi ciri khas acara ini.





