
Pertandingan hiburan antara Colossus FC dan Selebritis FC yang berlangsung di Stadion PTIK, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 19 Juli 2025, diwarnai insiden ketegangan antara dua pemain, El Rumi dan Syamsir Alam. Insiden ini terjadi setelah Syamsir melakukan tekel keras terhadap Ammar Attamimi, yang berujung pada kartu merah dari wasit. Situasi ini memicu respon emosional dari El Rumi, yang langsung mengekspresikan ketidakpuasannya di pinggir lapangan dan berujung pada adu argumen dengan Syamsir.
Ketegangan inilah yang menciptakan momen dramatis di lapangan. Video insiden tersebut cepat tersebar di media sosial, menarik perhatian publik yang terbelah dalam menanggapi peristiwa ini. Sementara sebagian warganet menganggap bahwa konflik tersebut adalah bagian dari gimmick untuk meningkatkan ketertarikan media, banyak pula yang menganggap insiden ini sebagai keaslian yang terjadi di lapangan.
Setelah situasi kembali mereda berkat campur tangan rekan-rekan pemain dan ofisial, Syamsir Alam merilis video klarifikasi melalui akun Instagramnya, @syamsir11alam. Dalam video tersebut, ia menekankan bahwa ketegangan yang terjadi sudah berakhir dan semua pihak dalam keadaan baik. “Terlepas dari itu, kita semua udah damai dan aman-aman aja,” tuturnya dengan nada santai. Ia juga menyatakan bahwa tekel tersebut tidak bermaksud untuk melukai, melainkan memang bagian dari dinamika pertandingan.
Pemain yang terkena tekel, Ammar Attamimi, pun memberikan penjelasan yang sejalan, menyebutkan bahwa ia tidak mengalami cedera dan merasa keputusan wasit yang mengeluarkan kartu merah lebih didasarkan pada persepsi. Hal ini menunjukkan adanya upaya untuk meredakan situasi dan menutup kisah panas di lapangan dengan baik.
Di balik insiden tersebut, kedua tim menunjukkan sikap profesional dengan tetap melanjutkan pertandingan tanpa gangguan berarti. Pasca pertandingan, El Rumi dan Syamsir dipertemukan kembali dalam suasana yang lebih bersahabat, di mana mereka saling bertukar jersey sebagai tanda sportivitas. Syamsir mengungkapkan, “Gue sama El sempet tukeran jersey setelah pertandingan.” Ini menandakan bahwa kepanasannya di lapangan tidak berlanjut menjadi konflik lebih jauh.
Kejadian ini mencerminkan karakter kompetitif yang sering terlihat dalam pertandingan antara Colossus FC dan Selebritis FC, yang dikenal sebagai laga dengan tensi tinggi. Syamsir bahkan menambahkan, “Memang begitu kalau pertandingan Colossus dan SFC, di lapangan tensinya selalu tinggi. Tapi, di luar lapangan kita semua temen.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun emosi di lapangan sering kali membara, hubungan personal antar pemain tetap terjalin kuat.
Ketegangan yang muncul sering kali menjadi daya tarik tersendiri, baik untuk pemain maupun penonton. Namun, penting untuk diingat bahwa di balik semua itu, ada nilai sportivitas yang harus dijunjung tinggi. Bertukar jersey adalah simbol bahwa perseteruan di lapangan tidak perlu berlanjut ke ranah yang lebih serius.
Insiden ini pun menjadi pembelajaran bagi banyak pihak tentang bagaimana menanggapi situasi emosional di lapangan, di mana profesionalisme harus selalu diutamakan. Para penggemar dan warganet kini menanti perkembangan selanjutnya dari kedua tim ini, apakah mereka akan terus menjalin hubungan baik di luar lapangan setelah insiden tersebut. Momen ini tentu menjadi catatan penting dalam perjalanan karir kedua pemain dan timnya.





