Mengetahui hukum bacaan tajwid dalam Al Quran adalah suatu keharusan bagi setiap umat Islam. Salah satu contohnya adalah hukum tajwid pada kata "Wattaqqullah" yang terdapat dalam Surat Al Hujurat ayat 10. Dalam pembacaan Al Quran, tajwid berfungsi untuk mengatur cara pengucapan agar sesuai dengan kaidah linguistik yang telah ditetapkan. Tercatat dalam buku Qur’an & Hadis MTs Kelas VII Kemenag, mempelajari ilmu tajwid merupakan Fardhu Kifayah, dan membaca Al Quran dengan baik menurut hukum tajwid adalah Fardhu Ain.
Pentingnya Mempelajari Tajwid
Setiap Muslim diharuskan untuk berupaya memperbaiki bacaan Al Quran mereka agar sesuai dengan standar tajwid. Hal ini tidak hanya meningkatkan keindahan bacaan tetapi juga menghindarkan dari kesalahan yang dapat mengubah makna. Tajwid secara etimologis berarti ‘memperindah’, dan dalam konteks membaca Al Quran, ia menjadi kewajiban bagi setiap mukmin yang membaca ayat-ayat suci tersebut.
Kata "Wattaqullah" memiliki beberapa hukum tajwid yang perlu dicermati. Pertama, terdapat penggunaan alif lam syamsiah, di mana huruf "lam" bertemu dengan huruf "lam" dalam "lam jalalah". Bacaan pada bagian ini harus dilakukan tanpa dengung. Kedua, pada huruf "lam" yang diikuti oleh huruf hijaiyah berharakat dhamah, penerapannya adalah dengan menebalkan bacaan tersebut (tafkhim).
Makna dan Relevansi Kata Takwa
Kata "takwa" yang terdapat dalam "Wattaqullah" terulang sebanyak 17 kali di dalam Al Quran. Asal kata ini berasal dari akar kata "waqa’ – yaqiy", yang berarti menjaga atau menghindarkan diri. Dalam konteks perintah, "takwa" muncul sekitar 79 kali dengan Allah sebagai objek perintahnya sebanyak 56 kali. Ini menunjukkan pentingnya konsep takwa dalam ajaran Islam dan bagaimana ia berhubungan dengan pengabdian kepada Tuhan.
Menariknya, takwa juga disebutkan dalam hubungan dengan berbagai aspek kehidupan, bukan hanya dalam konteks peribadatan. Misalnya, takwa dihubungkan dengan perilaku sosial dan etika sebagaimana tercermin dalam perintah-perintah Al Quran.
Penerapan Hukum Tajwid Dalam Keseharian
Bagi mereka yang belum mampu membaca Al Quran sesuai dengan kaidah tajwid, wajib untuk berusaha memperbaiki bacaan. Ini bertujuan agar dapat mencapai standar yang ditetapkan dalam bacaan Al Quran. Menerapkan hukum tajwid tidak hanya mendukung pembacaan yang tepat, tetapi juga menjamin bahwa makna yang diinginkan tetap utuh dan tidak berubah.
Sebagaimana adanya, hukum tajwid adalah jembatan yang menghubungkan antara tata cara membaca Al Quran dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pengetahuan tentang hukum ini, pembaca bisa memperdalam pemahaman mengenai pesan-pesan yang disampaikan dalam Al Quran dengan cara yang lebih tepat.
Kepentingan Penguasaan Bacaan Al Quran
Penguasaan tajwid sangat penting bagi setiap Muslim, khususnya bagi mereka yang aktif dalam kegiatan keagamaan yang melibatkan bacaan Al Quran. Oleh karena itu, memahami hukum bacaan tajwid, seperti "Wattaqullah", merupakan langkah awal yang sangat esensial. Selain meningkatkan kualitas bacaan individu, ini juga berkontribusi pada pengembangan spiritual dan moral dalam kehidupan.
Semoga penjelasan di atas bermanfaat dalam meningkatkan wawasan mengenai hukum bacaan tajwid dalam Al Quran. Dengan memahami dan menerapkan hukum-hukum ini, setiap umat Islam diharapkan dapat membaca Al Quran dengan lebih baik, sehingga mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara yang lebih tepat dan penuh keikhlasan.





