Jelang perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025, perhatian publik tidak hanya tertuju pada bendera Merah Putih. Di berbagai sosial media dan beberapa wilayah di Indonesia, bendera dari anime populer One Piece juga mulai berkibar. Fenomena ini menciptakan berbagai reaksi di kalangan masyarakat, dengan banyak video dan gambar yang menunjukkan bendera One Piece berkibar berdampingan dengan bendera Merah Putih.
Bendera One Piece, yang dipimpin oleh karakter utama Monkey D. Luffy, sering kali dianggap sebagai simbol perlawanan dan kebebasan. Dalam anime, Luffy dan krunya mengusung nilai-nilai solidaritas dan persatuan. Dengan mengibarkan bendera ini, sejumlah pengguna media sosial melontarkan kritik atas kebijakan pemerintah yang dinilai tidak sejalan dengan harapan masyarakat.
Harga bendera One Piece di pasar Indonesia bervariasi, dengan penelusuran di berbagai marketplace menunjukkan angka antara Rp30.000 hingga Rp70.000. Ketersediaan bendera ini di pasar menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap budaya pop, sekaligus sebagai bentuk ekspresi kreatif mereka. Tak hanya di jalanan, banyak pengguna media sosial yang membagikan gambar bendera One Piece dalam konteks yang beragam, memperkuat pengaruhnya di kalangan generasi muda.
Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto memberikan pandangannya mengenai fenomena ini, menekankan bahwa pengibaran bendera One Piece adalah bagian dari ekspresi warga yang sah dalam negara demokrasi. “Sejauh itu tidak bertentangan dengan konstitusi, ekspresi itu wajar,” ujarnya, sebagaimana dilansir dari Antaranews. Meski demikian, Bima menegaskan bahwa selama perayaan hari kemerdekaan, yang diharapkan berkibar di seluruh penjuru Nusantara adalah bendera Merah Putih.
Perayaan HUT RI ke-80 ini memang menjadi saat yang istimewa, dan pengibaran bendera Merah Putih adalah simbol dari perjuangan dan kemerdekaan bangsa. Namun, kehadiran bendera One Piece menunjukkan bagaimana budaya pop dapat menjadi media untuk menyampaikan pesan serta aspirasi masyarakat.
Praktik mengibarkan bendera yang tidak resmi ini bukanlah hal baru di Indonesia. Sejak beberapa tahun terakhir, berbagai simbol budaya dan karakter dari film atau anime sering dipakai sebagai sarana untuk menyuarakan pendapat atau menggambarkan perasaan masyarakat. Sikap terbuka pemerintah dalam menyikapi fenomena ini menunjukkan ruang demokrasi yang masih tersedia, meskipun tetap ada batasan yang jelas.
Variasi ukuran bendera One Piece yang biasanya lebih kecil dari Merah Putih juga menarik perhatian. Hal ini mencerminkan cara unik masyarakat beradaptasi dengan tradisi sekaligus mengekspresikan diri. Masyarakat menggunakan ukuran yang lebih kecil untuk menunjukkan bahwa walau ada simbol lain yang diusung, tetap ada penghormatan terhadap bendera nasional.
Momentum menjelang 17 Agustus ini juga menjadi ajang bagi sejumlah pedagang untuk menawarkan bendera One Piece dan produk terkait. Penjual melaporkan bahwa permintaan bendera ini meningkat, seiring dengan tren yang berlangsung di media sosial. Hal ini menggambarkan bagaimana barang-barang yang terkait dengan budaya pop dapat menjadi komoditas yang menjanjikan di pasar.
Dengan semakin dekatnya hari peringatan kemerdekaan, dapat dipastikan bahwa bendera One Piece akan terus menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat. Keberagaman ekspresi ini menciptakan warna tersendiri dalam merayakan semangat kebersamaan dan nasionalisme. Masyarakat tampak lebih berani menyuarakan harapan dan aspirasi mereka melalui simbol-simbol yang mencerminkan identitas dan kecintaan mereka terhadap budaya pop.
Pemuda-pemudi Indonesia, yang menjadi mayoritas pengguna media sosial, sangat aktif menginterpretasikan pengalaman mereka terhadap isu-isu sosial dan politik. Melalui bendera One Piece, mereka tidak hanya menemukan cara baru untuk mengekspresikan diri, tetapi juga menegaskan bahwa kebebasan berpendapat adalah bagian penting dari kehidupan berbangsa dan bernegara.
