Kabar mengenai film animasi "Merah Putih: One For All" yang diklaim batal diputar di seluruh bioskop Indonesia telah menjadi perbincangan hangat di media sosial, khususnya di platform X. Sebuah akun viral mengungkapkan bahwa film tersebut telah dihapus dari semua jadwal penayangan di seluruh jaringan bioskop, yang awalnya direncanakan tayang pada 14 Agustus 2025. Informasi ini kemudian menarik perhatian lebih dari 800 ribu pengguna, menggugah reaksi beragam dari netizen.
Meskipun berita tersebut viral, upaya klarifikasi menunjukkan bahwa informasi itu tidak sepenuhnya akurat. Dari hasil pengecekan yang dilakukan oleh iNews.id, ternyata film "Merah Putih: One For All" masih tersedia untuk ditonton di beberapa bioskop, termasuk Alam Sutera XXI di Tangerang. Ini menunjukkan bahwa klaim mengenai penghapusan film tersebut tidak berdasar.
Sementara banyak netizen menunjukkan reaksi skeptis terhadap berita tersebut, beberapa menuturkan bahwa mereka sama sekali tidak terkejut dengan kabar ini. Salah satu pengguna bernama @mat*** menyatakan, "Pengalihan isu kah?" mempertanyakan validitas kabar itu. Di sisi lain, pengguna lain memberikan komentar sinis yang berisi spekulasi tentang kemungkinan motif di balik berita tersebut, dengan menyebutkan bahwa sutradara berhasil menyatukan masyarakat melalui film tersebut.
Tanggapan dari berbagai netizen tak hanya terbatas pada skeptisisme. Beberapa dari mereka yang tinggal di wilayah Jabodetabek juga melaporkan bahwa film ini masih dapat ditemukan dalam daftar tayang bioskop pada hari yang sama berita viral tersebut muncul. Di Jakarta, misalnya, film ini dapat saksikan di Ciputra World XXI, yang mengindikasikan bahwa masyarakat masih memiliki kesempatan untuk menontonnya.
Mengenai status film kontroversial ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) sebelumnya juga mengakui bahwa mereka pernah memberikan masukan kepada pembuat film "Merah Putih: One For All." Hal ini menunjukkan bahwa film tersebut telah melalui sejumlah proses, dan pihak Kemenekraf masih menjalin komunikasi dengan para pembuatnya.
Secara keseluruhan, walaupun rumor mengenai pembatalan penayangan film ini telah menyebar luas di dunia maya, fakta di lapangan menunjukkan bahwa "Merah Putih: One For All" belum hilang dari bioskop. Hal ini memicu perdebatan lebih lanjut mengenai keakuratan informasi yang beredar di media sosial dan pentingnya verifikasi sebelum percaya pada berita yang belum dikonfirmasi.
Menghadapi fenomena informasi yang cepat menyebar di era digital ini, penting bagi publik untuk tetap kritis dan mencari konfirmasi dari sumber yang terpercaya. Selain itu, keberlanjutan penayangan film ini dapat berkolerasi dengan minat penonton serta dukungan dari berbagai pihak yang terlibat dalam industri film di Indonesia.
Bagi penggemar film animasi dan masyarakat umum, keberadaan "Merah Putih: One For All" di bioskop memberikan alternatif hiburan yang layak ditunggu. Mengingat potensi film ini untuk menyajikan nilai-nilai lokal yang mendalam, penonton diharapkan tetap antusias dan tidak terpengaruh oleh berita yang tidak terverifikasi.
