Diam-Diam, Timothy Ronald dan Agatha Chelsea Dirikan TK Gratis di Kupang

Ada secercah harapan baru di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dua sosok muda, Timothy Ronald dan Agatha Chelsea, membangun Taman Kanak-kanak (TK) gratis untuk anak-anak di daerah tersebut, sebagai langkah awal untuk mengubah wajah pendidikan di Indonesia, khususnya di daerah terpencil.

Timothy, seorang pengusaha yang selama ini dikenal melalui beragam kontroversi, ternyata memiliki kepedulian mendalam terhadap pendidikan. Ia bersama Agatha, seorang penyanyi dan aktivis pendidikan, berkomitmen untuk memberi kesempatan belajar kepada anak-anak yang selama ini terpinggirkan. Pengumuman ini disampaikan pada hari Sabtu, 16 Agustus 2025, saat keduanya hadir di Kupang untuk meresmikan TK yang merupakan sekolah ke-lima yang mereka bangun.

Mereka berdua menyatakan bahwa pendidikan adalah hak setiap anak, tanpa memandang latar belakang sosial atau geografis. “Kami ingin anak-anak ini tahu, dunia itu luas. Dan mereka pantas punya kesempatan yang sama untuk meraihnya,” ungkap Timothy. Sementara Agatha menambahkan, “Kalau kita bisa menyalakan satu lilin kecil di hati mereka, siapa tahu cahaya itu akan menerangi masa depan mereka.”

TK yang dibangun bukan sekadar fasilitas belajar, tetapi juga menjadi lokasi harapan dan impian bagi ratusan anak. Ruang kelas yang cerah, taman bermain yang sederhana, serta pengajaran yang penuh kasih dari para guru lokal menjadi bagian integral dari pengalaman belajar di sekolah ini. Setiap tawa anak di sekolah tersebut bukan hanya sekadar suara, tetapi merupakan doa untuk masa depan yang lebih baik.

Ambisi Timothy dan Agatha tak berhenti di satu TK saja. Mereka bercita-cita untuk membangun 1.000 sekolah di seluruh Indonesia. Misi ini dilandasi oleh keyakinan bahwa satu sekolah bisa mengubah hidup puluhan anak, dan seribu sekolah dapat mengubah masa depan bangsa. “Kupang adalah langkah pertama dari perjalanan panjang itu,” ujar Timothy lagi, merinci visi besar mereka.

Program ini tidak hanya akan membekali anak-anak dengan pendidikan formal, tetapi juga memberikan mereka harapan dan cita-cita yang lebih besar. Dengan fasilitas yang memadai dan pendekatan yang lebih manusiawi dalam pendidikan, diharapkan anak-anak ini dapat tumbuh menjadi generasi yang siap bersaing di masa depan.

Dalam konteks lokal, keberadaan TK ini sangat penting mengingat banyak anak di Kupang yang belum memperoleh akses pendidikan yang layak. Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat partisipasi anak di pendidikan dasar di NTT masih tergolong rendah. Dengan adanya sekolah ini, harapannya tingkat partisipasi dapat meningkat dan generasi muda semakin teredukasi.

Lebih dari itu, aksi Timothy dan Agatha juga menggugah banyak pihak untuk berkontribusi dalam meningkatkan sektor pendidikan di Indonesia. Melalui kehadiran mereka, diharapkan masyarakat dapat termotivasi untuk melakukan aksi nyata, sekecil apapun bentuknya. “Kami hanya mulai dengan satu sekolah kecil. Tapi kalau semua orang melakukan satu hal nyata untuk negeri ini, Indonesia akan jadi tempat yang jauh lebih indah,” imbuh Timothy.

Dalam perjalanan memperluas jangkauan pendidikan, dukungan dari berbagai elemen masyarakat sangat dibutuhkan. Baik itu bentuk sumbangan, relawan, maupun dukungan moral. Ini bukan hanya tentang membangun gedung sekolah, tetapi juga menyemai harapan dan mimpi bagi generasi penerus.

Dengan semua pencapaian ini, Timothy Ronald dan Agatha Chelsea memberikan contoh nyata bahwa kepedulian terhadap pendidikan bisa datang dari mana saja, bahkan dari individu-individu yang memiliki latar belakang yang tidak biasa. Melalui upaya ini, mereka berharap dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik bagi anak-anak di Indonesia.

Exit mobile version