Keluarga almarhumah Nina Carolina, yang lebih dikenal dengan sebutan Mpok Alpa, telah menyiapkan 1.800 liter beras sebagai fidiah untuk mengganti utang ibadah salat dan puasa yang tertinggal selama hidupnya. Suami Mpok Alpa, Ajie Darmaji, mengungkapkan niat tersebut dalam sebuah pernyataan dan menyebutkan bahwa keputusan tersebut merupakan inisiatif murni dari keluarga, bukan berupa pesan atau wasiat dari mendiang sebelum meninggal.
Dalam pernyataannya, Ajie menjelaskan, “Kita memang menyiapkan fidiah untuk mengganti salat dan puasa yang bolong-bolong semasa almarhumah hidup, cuma kemampuan kita hanya bisa kasih 1.800 liter.” Ini mengindikasikan bahwa keluarga berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakan amal ibadah almarhumah.
Ajie juga menambahkan bahwa keputusan ini didasari oleh rasa tanggung jawab keluarga terhadap ibadah Mpok Alpa. “Selama hidup almarhumah mungkin banyak alfanya. Makanya kita keluarga berusaha untuk menyempurnakannya,” tambahnya, menekankan pentingnya fidiah dalam mengisi kekurangan ibadah mendiang.
Mpok Alpa menghembuskan napas terakhir pada 15 Agustus 2025 setelah berjuang melawan kanker payudara selama tiga tahun. Jenazahnya dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Kujaran, Jakarta. Kepergian Mpok Alpa meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan penggemarnya.
Sebagai bentuk penghormatan, pihak keluarga merencanakan memberikan beras tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan. Langkah ini tidak hanya mencerminkan kebaikan hati keluarga, tetapi juga mengajak masyarakat untuk bersedekah dan berbagi dengan sesama. Kegiatan semacam ini dianggap penting dalam tradisi Islam, terutama dalam mengingat dan mendoakan orang yang telah tiada.
Pengumpulan beras fidiah sebanyak 1.800 liter menjadi sebuah momen penting bagi keluarga sebagai upaya untuk menyempurnakan ibadah almarhumah. Hal ini turut memberikan simbolis bahwa melalui amal baik, seseorang dapat terus dikenang, bahkan setelah meninggal dunia.
Masyarakat dan keluarga tersentuh oleh tindakan ini, berharap bisa mengikuti jejak positif Mpok Alpa yang dikenal sebagai sosok yang dermawan dan peduli terhadap orang-orang di sekitarnya. Sebagai seorang publik figur, legasi baik yang ditinggalkannya akan terus dikenang oleh banyak orang.
Inisiatif ini juga dapat menjadi inspirasi bagi banyak keluarga lainnya agar senantiasa menjaga amalan religi baik bagi anggota keluarga yang telah berpulang. Kesadaran untuk mengingatkan satu sama lain akan kewajiban ibadah tidak hanya penting bagi individu, tetapi juga dapat mempererat ikatan antar keluarga.
Melalui langkah ini, keluarga Mpok Alpa berharap masyarakat tahu bahwa meskipun orang tercinta telah tiada, upaya untuk melakukan kebaikan dan mengingat ibadah mereka tetap bisa dilakukan. Seluruh proses ini mencerminkan rasa cinta dan kasih sayang yang mendalam antara keluarga dan almarhumah, serta menjadi pengingat untuk selalu menghargai waktu yang dimiliki bersama.
Berita tentang fidiah yang disiapkan keluarga Mpok Alpa menjadi sebuah catatan penting dalam konteks spiritual dan sosial. Ini menunjukkan bahwa ibadah dan amal baik tidak hanya terikat oleh waktu di dunia, tetapi bisa terus mengalir walaupun seseorang telah meninggalkan fisiknya.





