Kuasa hukum Ridwan Kamil, Muslim John Butar-Butar, menegaskan bahwa Lisa Mariana seharusnya meminta maaf kepada Ridwan Kamil (RK) dalam konteks isu pencemaran nama baik yang belakangan ini mencuat. Pernyataan ini muncul setelah Lisa Mariana, dalam sebuah acara di televisi, meminta maaf kepada Atalia Praratya, istri Ridwan Kamil. Muslim menilai permohonan maaf kepada Atalia saja tidaklah cukup dan mengharapkan agar Lisa juga meredakan situasi dengan meminta maaf kepada RK yang juga merasa terdampak.
Muslim menjelaskan bahwa pernyataan yang dilontarkan oleh Lisa Mariana telah merugikan nama baik Ridwan Kamil, terutama mengingat posisinya sebagai seorang publik figur dan mantan gubernur Jawa Barat. “Fitnah yang dilontarkan sangat berpotensi merusak reputasi Pak Ridwan Kamil, dan sebaiknya permintaan maaf dilakukan tidak hanya melalui media sosial, tetapi juga di media cetak,” ungkap Muslim saat konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta, pada tanggal 22 Agustus 2025.
Ia juga menyoroti bahwa klaim yang disampaikan Lisa tidak berdasar dan tidak sesuai dengan fakta yang ada. “Kegaduhan yang terjadi akibat pernyataan ini sangat tidak benar, dan hal ini seharusnya menjadi kesadaran bagi Lisa untuk mempertanggungjawabkan kata-katanya,” tambahnya. Muslim merasa bahwa permintaan maaf itu penting untuk mengembalikan citra Ridwan Kamil yang telah ternoda.
Lebih lanjut, Muslim mengindikasikan kemungkinan akan menggugat balik Lisa atas dasar pencemaran nama baik. “Kalau itu (menuntut balik) ya pasti. Intinya, gugatan yang kami ajukan di Pengadilan Negeri tidak hanya untuk meminta maaf, tetapi juga untuk membela nama baik Pak Ridwan Kamil yang telah tercemar,” tegasnya.
Situasi ini menjadi semakin kompleks mengingat hasil tes DNA yang dilakukan oleh Bareskrim Polri telah membuktikan bahwa dugaan yang disampaikan oleh Lisa tidak relevan, sesuai dengan standar internasional. Muslim menyebutkan bahwa hasil tes ini akan menjadi alat bukti yang penting dalam kasus ini. “Kami percaya bahwa hasil tes DNA dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan medis,” ujarnya.
Ia juga mengisyaratkan bahwa kasus ini sudah ditangani sejak April 2025 dan berpotensi untuk bergulir ke tahap selanjutnya. “Mungkin minggu depan penyidik akan menggelar perkara dan menentukan langkah, termasuk kemungkinan Lisa akan menjadi tersangka,” ungkapnya. Dengan kata lain, segala tindakan hukum akan diambil berdasarkan fakta dan bukti yang ada.
Perkembangan kasus ini tidak hanya menarik perhatian publik, tetapi juga menciptakan diskusi terkait tanggung jawab publik figur dalam mengeluarkan pernyataan yang dapat menyudutkan pihak lain. Muslim menekankan pentingnya untuk melakukan klarifikasi dan menyampaikan permintaan maaf yang tepat agar tidak menimbulkan masalah lebih lanjut.
Dari perspektif hukum, Muslim memastikan emosi dan etika yang terlibat dalam kasus ini harus diperlakukan dengan serius. Tindakan hukum yang diambil akan mencerminkan komitmen Ridwan Kamil untuk membela nama baiknya serta integritasnya sebagai publik figur.
Dalam situasi seperti ini, mengedepankan dialog dan permintaan maaf yang tulus dapat menjadi langkah awal untuk meredakan ketegangan. Namun, jika hal tersebut tidak dilakukan, konsekuensi hukum dapat menjadi solusi terakhir. Publik tentunya menunggu langkah apa yang akan diambil selanjutnya dalam saga hukum ini, yang berpotensi melibatkan pendidikan hukum bagi semua pihak terkait.
