Selebritas Raffi Ahmad baru-baru ini memberikan klarifikasi mengenai sikapnya yang terlihat agak kasar terhadap putra pertamanya, Rafathar, dalam lomba permainan bola sabun yang diadakan pada 17 Agustus lalu. Momen tersebut yang sempat viral di media sosial menimbulkan banyak pertanyaan dari warganet dan penggemar.
Dalam obrolan di YouTube milik Ivan Gunawan, Raffi menjelaskan bahwa perilakunya tersebut merupakan bagian dari proses pembelajaran hidup yang harus dijalani Rafathar. “Raffi kemarin kan 17 Agustus itu anaknya elo kan nangis dan emosi, itu bagaimana?” tanya Ivan Gunawan, yang langsung dijawab oleh Raffi. Ia menegaskan bahwa tindakan yang ia lakukan adalah bentuk dari bercanda yang di dalam permainan itu, tetapi memang dilakukan dengan sedikit keras.
Raffi mengungkapkan, “Jadi, gue sama dia itu bercanda kayak misalkan kemarin 17 Agustus, tetapi mainnya agak sedikit keras karena gue mau kasih tahu ke dia bahwa kita itu laki-laki.” Menurutnya, lebih baik ia yang berperan sebagai sosok yang “kasar” tersebut daripada orang lain. “Lebih baik gue yang kasih keras, daripada dia dikerasin sama orang lain,” ujarnya.
Lebih lanjut, Raffi menjelaskan pentingnya bagi Rafathar untuk bisa meluapkan emosinya, terutama saat ia terjatuh di lapangan. Ia membiarkan Rafathar teriak-teriak sebagai cara untuk melepaskan emosi yang terpendam. “Setelah itu dia teriak-teriak dan itu gue biarkan sengaja karena biar emosi dia terlampiaskan,” jelasnya.
Setelah permainan berakhir, Raffi berusaha agar Rafathar juga belajar tentang sportifitas. Ia mengajak putranya berbicara empat mata untuk menjelaskan bahwa dalam bermain, jika terdapat kesalahan, penting untuk meminta maaf. “Karena papa yang salah, jadi papa minta maaf dan gue meluk dia,” ucapnya, menggambarkan upaya mendidik Rafathar melalui pengalaman tersebut.
Pertandingan bola sabun itu, yang berlangsung dalam suasana yang licin dan berbusa, diikuti oleh sejumlah artis lainnya. Raffi Ahmad dikenal memberikan sedikit tekanan emosional kepada Rafathar dengan melakukan tackle berulang kali, yang kemudian memicu tangisan dari sang anak. Kondisi tersebut mengundang respons beragam dari warganet, yang menyaksikan interaksi antara ayah dan anak tersebut.
Tak hanya itu, di akhir pertandingan, kedua mereka mengalami memar di kaki akibat permaianan yang cukup intens. Namun, Raffi berinisiatif melakukan perawatan bersama Rafathar setelah kejadian tersebut.
Tindakan Raffi Ahmad ini memicu diskusi di kalangan masyarakat mengenai batasan antara mendidik dan kekasaran, serta bagaimana cara yang tepat dalam mendidik anak untuk menghadapi situasi sosial. Momen ini sekaligus menunjukkan bahwa Raffi memiliki perhatian yang tinggi dalam mendidik Rafathar, meskipun cara yang diambilnya bisa dianggap kontroversial.
Dengan penjelasan yang cukup terbuka dan jujur, Raffi Ahmad berharap masyarakat dapat memahami niat baiknya dalam mendidik anak. Momen ini juga menjadi pengingat baik bagi orangtua lainnya tentang pentingnya komunikasi dan pemahaman dalam proses pendidikan anak.
