Pemilik Daviena Skincare: Nikita Mirzani Pernah Minta Rp 15 M!

Sidang kasus dugaan pemerasan yang melibatkan Nikita Mirzani memasuki babak baru setelah Melvina Husyanti, pemilik Daviena Skincare, dihadirkan sebagai saksi pada persidangan yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 28 Agustus 2025. Dalam keterangan yang diberikan, Melvina mengaku bahwa Nikita sempat meminta uang sebesar Rp 15 miliar agar tidak memberikan ulasan buruk tentang produknya.

Melvina menceritakan bahwa permintaan tersebut disampaikan oleh Nikita dalam sebuah komunikasi yang dimediasi oleh dokter Oky Pratama, yang merekomendasikan Melvina untuk menghubungi Nikita. “Saya diminta Rp 15 miliar oleh terdakwa agar yang bersangkutan tidak memberikan review buruk skincare milik saya, tetapi saya enggak sanggup,” ungkap Melvina dalam sidang.

Keterangan Melvina menunjukkan adanya tekanan psikologis yang dialaminya. Ia menjelaskan bahwa klaim Nikita yang menyatakan akan memberikan ulasan buruk tentang produknya membuatnya merasa terancam. “Kalimat yang diungkap dokter Oky Pratama memang membuat saya tertekan, dianggap sebagai ancaman,” tambahnya.

Setelah diskusi lebih lanjut, Melvina berusaha menawar permintaan awal Nikita dengan jumlah yang lebih kecil, yakni Rp 2 miliar. “Iya, saya tidak mampu. Saya sempat menawar jadi Rp 3 miliar, tetapi dia tetap enggak mau,” ungkapnya. Melvina bahkan menceritakan bahwa Nikita menyarankan agar ia menjual mobil Ferrari miliknya untuk memenuhi permintaan tersebut.

Menanggapi keterangan Melvina, Nikita Mirzani membantah semua tuduhan yang diarahkan kepadanya. Dalam pernyataan, ia mengklaim tidak pernah melakukan pengancaman kepada siapa pun, termasuk kepada Melvina. Kontroversi ini semakin memanas di media sosial, di mana banyak pihak memberikan komentar berbeda terkait dugaan pemerasan ini.

Kasus ini tidak hanya menarik perhatian publik karena melibatkan dua figur publik, tetapi juga memunculkan berbagai pandangan tentang etika dalam industri kecantikan dan bagaimana reputasi suatu produk bisa dipengaruhi oleh ulasan media sosial. Melvina, di satu sisi, menunjukkan betapa pentingnya menjaga citra produk, sementara Nikita, di sisi lain, mempertahankan haknya untuk mengekspresikan pendapatnya sebagai konsumen.

Perlu dicatat bahwa pengadilan masih berlangsung dan hasil akhirnya belum diketahui. Persidangan ini menjadi perhatian banyak orang yang mengikuti berita hukum dan celebrity, menciptakan ruang diskusi tentang pekerjaan media sosial dan dampaknya pada bisnis.

Melvina juga menegaskan bahwa dirinya merasa tertekan, bukan hanya oleh kemungkinan ulasan buruk, tetapi oleh kata-kata dokter Oky yang memperingatkan bahwa Nikita sudah mengeluarkan pernyataan yang dapat merugikan bisnisnya. “Di situ dia bilang agar saya jual mobil Ferrari saya dan cicil saja uang permintaan Nikita,” pungkasnya.

Sementara itu, publik terus menunggu kelanjutan kasus ini dan apakah akan ada dampak lebih lanjut terhadap kedua belah pihak terkait reputasi dan bisnis mereka. Kasus ini menjadi contoh nyata bagaimana dinamika antara influencer dan pemilik produk dapat memicu masalah hukum yang kompleks.

Exit mobile version