Eko Patrio Diduga Liburan ke China di Tengah Kritikan Terhadap DPR

Anggota Komisi VI DPR, Eko Patrio, tengah menjadi perhatian publik setelah dugaan keberangkatannya ke China untuk berlibur saat demonstrasi besar-besaran berlangsung di Indonesia. Aksi unjuk rasa ini dipicu oleh kritik terhadap tunjangan fantastis yang diterima oleh anggota DPR, yang dinilai tidak pantas di tengah masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat.

Foto Eko Patrio yang viral di media sosial menunjukkan ia sedang menikmati waktu berbelanja di Guangzhou, China. Dengan kemeja lengan panjang berwarna kuning jingga dan celana hitam, ia tampak berada di depan deretan toko. Cuitan yang beredar di akun Twitter menyebutkan bahwa Eko dan istrinya, Viona Rosalina, ditemui sedang berbelanja barang-barang dengan label ‘palsu’ di negara tersebut. “Memberi contoh yang buruk di luar negeri sementara rakyatnya berjuang di dalam negeri,” tulis seorang netizen, yang menunjukkan kekecewaannya terhadap sikap Eko.

Dalam waktunya di China, Eko Patrio disebutkan mencoba menutupi identitasnya dengan mengenakan masker saat bertemu orang Indonesia lainnya. Sebuah laporan dari seorang netizen Indonesia yang berada di Guangzhou menginformasikan bahwa Eko terlihat santai berbelanja dan menikmati kuliner lokal, sementara situasi di Indonesia tengah ‘chaos’.

Reaksi masyarakat pun tidak lain adalah campuran antara kemarahan dan keheranan. Sebagian besar menyoroti bahwa tindakan Eko Patrio sangat tidak sensitif mengingat banyaknya warga yang kini menuntut pembubaran DPR akibat kekecewaan terhadap kebijakan banyak anggota, termasuk tunjangan yang dianggap tidak beralasan. Hal ini semakin mempertegas pergeseran public sentiment terhadap legislatif yang dianggap tidak peka terhadap kondisi masyarakat.

Setelah foto-foto tersebut beredar, akun Instagram Eko Patrio terlihat tidak aktif, dengan kolom komentar yang dibatasi. Pembaruan terakhir di akun miliknya adalah ucapan belasungkawa atas meninggalnya pengemudi ojek daring, yang diposting sebelum keberangkatannya. Hingga berita ini diturunkan, Eko belum memberikan klarifikasi resmi terkait keberadaannya di China atau tuduhan yang dilayangkan oleh publik.

Tak hanya Eko Patrio, gelombang kritik juga melanda seluruh anggota DPR di tengah situasi yang memanas ini. Publik menganggap tindakan mereka kurang hati-hati dan tidak merefleksikan tanggung jawab sebagai wakil rakyat. Tuntutan agar DPR kembali mencermati setiap pengeluaran dan kebijakan yang diambil semakin menguat, dengan harapan agar anggota legislatif lebih peka terhadap kebutuhan rakyat.

Situasi ini menciptakan ruang diskusi yang luas di kalangan masyarakat tentang peran dan tanggung jawab anggota DPR. Banyak yang berharap agar tindakan dan keputusan yang diambil oleh wakil rakyat dapat lebih mencerminkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat, bukan sekadar kepentingan pribadi atau golongan.

Dari sudut pandang hukum, tindakan anggota DPR yang terlihat ‘menikmati’ waktu di luar negeri saat kondisi darurat seperti ini menjadi sorotan. Meski belum ada sanksi legal yang ditujukan langsung pada anggota DPR yang berlibur, tuntutan transparansi dan akuntabilitas dalam pengeluaran negara kian mengemuka.

Kasus Eko Patrio kali ini berfungsi sebagai pengingat bagi seluruh anggota legislatif bahwa mereka memiliki tanggung jawab besar terhadap rakyat. Melihat situasi ini, masyarakat berharap agar DPR dapat memperbaiki citra dan hubungan dengan publik serta lebih memperhatikan aspek keadilan sosial dalam setiap kebijakan yang diambil.

Sebaran informasi melalui media sosial terus berkembang dan menjadi titik awal bagi gerakan masyarakat yang lebih besar. Dengan pernyataan dan sikap anggota legislatif yang lebih sensitif, diharapkan kepercayaan publik terhadap institusi ini dapat perlahan dipulihkan.

Exit mobile version