Viral Aisar Khalied Bikin Konten di Pemakaman Affan, Tuai Hujatan Warganet

Kehadiran YouTuber asal Malaysia, Aisar Khaled, di prosesi pemakaman Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online (ojol), telah memicu kontroversi dan kritik dari netizen. Aksi Aisar yang merekam momen penuh duka tersebut dan mengunggahnya ke media sosial dianggap sebagai tindakan yang tidak etis dan opportunis. Meski berusaha menunjukkan solidaritas dengan mengantar jenazah dan turut membantu dalam prosesi pemakaman, banyak pihak memandang tindakan Aisar sebagai eksploitasi momen yang seharusnya terhormat.

Dalam video yang diunggahnya, Aisar tampak hadir di rumah duka, ikut dalam rombongan yang mengantar pejalanan terakhir Affan hingga ke TPU Karet Bivak, bahkan membantu proses penguburan. Di momen tersebut, ia menulis ungkapan “Kita manusia punya hati, Al Fatihah Affan Kurniawan bin Zulkifli”, yang justru semakin membuat warganet terbelah pendapatnya. Sebagian besar menganggap bahwa menjadikan suasana kehilangan sebagai konten media sosial adalah tindakan yang sama sekali tidak memiliki empati.

Kritikan yang datang tidak hanya dari netizen Indonesia, tetapi juga dari Malaysia, di mana Aisar sebelumnya memiliki banyak pengikut. Di media sosial, warganet Malaysia menyebutnya sebagai pembuat konten opportunis yang sering memanfaatkan isu-isu besar untuk menarik perhatian. Salah satu netizen menulis, “Ingat lagi, siap buat giveaway RM100 dalam video itu. Orang Malaysia dah cancel, dia pergi Indo pula dilayan macam sultan.” Komentar semacam ini menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam terhadap tindakan Aisar.

Bahkan, sebuah akun lain mengajak netizen Indonesia untuk memboikot Aisar, dengan menyebutkan bahwa tindakan tersebut telah dilakukan sebelumnya di Malaysia. “Marilah join Malaysians cancel mamat ni,” ujarnya, menyoroti potensi dampak negatif dari perilaku Aisar terhadap sigap netizen dalam melindungi moralitas dalam konten yang dibagikan.

Di tengah kritik tersebut, ada pula segelintir warganet yang mendorong publik untuk tetap berprasangka baik terhadap Aisar. Mereka berpendapat bahwa tidak seharusnya semua orang dipandang negatif dan tindakan menghibur orang berkabung memiliki variasi cara. Namun, pernyataan ini dianggap kurang kuat mengingat konteks etika sosial yang berlaku.

Fenomena ini juga mengingatkan pada kejadian serupa yang melibatkan selebgram lainnya, seperti Ria Ricis, yang juga mendapat sorotan ketika merekam aksinya saat melayat. Situasi ini mencerminkan potensi masalah yang lebih besar tentang bagaimana para influencer dan pembuat konten harus bersikap dalam situasi-situasi sensitif seperti pemakaman.

Dalam perspektif hukum agama Islam, memotret kuburan diperbolehkan selama tidak melanggar syariat. Namun, dalam pandangan sosial, penting untuk menjunjung tinggi adab dan kesopanan, terutama saat mengenang orang yang telah meninggal. Ziarah kubur seharusnya dijadikan sebagai momen untuk renungan dan bukan untuk mencari sensasi.

Melihat respon publik terhadap tindakan Aisar, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin peka terhadap isu-isu etika dan moral, terutama yang berkaitan dengan konten di media sosial. Penting bagi para pembuat konten untuk memahami sensitifitas situasi dan berpegang pada praktik yang lebih etis. Dengan meningkatnya kritik terhadap Aisar, dapat dikatakan bahwa ini adalah pengingat bahwa ciri profesionalisme dan empati harus selalu menjadi prioritas dalam setiap konten yang dihasilkan.

Berita Terkait

Back to top button