Festival musik Pestapora yang digelar baru-baru ini menghadapi gejolak besar setelah Freeport diumumkan sebagai sponsor. Meskipun pihak penyelenggara telah membatalkan kerja sama mereka dengan perusahaan pertambangan tersebut untuk dua hari terakhir festival, dampak negatifnya telah terasa. Sebanyak 12 band dan musisi memilih untuk mundur dari panggung Pestapora, menunjukkan protes terhadap keterlibatan Freeport.
Ketika informasi mengenai sponsor festival tersebar, banyak penggemar dan netizen mengungkapkan kekecewaannya di media sosial. Reaksi tersebut menciptakan suasana yang getir, dengan kritik terhadap industri yang dianggap tidak ramah lingkungan, khususnya dalam konteks Freeport yang kerap dikaitkan dengan praktik ekstraksi berkelanjutan yang merugikan.
Walaupun Pestapora telah mencoba meredakan situasi dengan mencabut kerjasama tersebut, keputusan sejumlah musisi untuk mundur menunjukkan bahwa isu lingkungan dan social responsibility telah mendorong mereka untuk mengambil sikap tegas. Berikut adalah daftar band dan musisi yang mundur dari Pestapora:
1. Leipzig
2. Negatifa
3. Sukatani
4. Rekah
5. The Jeblogs
6. Swellow
7. Rebellion Rose
8. Kelelawar Malam
9. Durga
10. Ornament
11. Xin Lie (Dian Nov)
12. Centra
Keputusan mundur ini mencerminkan pola pikir generasi muda yang semakin peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Banyak dari musisi ini memiliki basis penggemar yang kuat dan melihat pentingnya menyampaikan pesan-pesan positif melalui tindakan mereka. Hal ini menunjukkan bagaimana musik dan seni dapat menjadi alat untuk perubahan.
Dalam konteks ini, Pestapora awalnya berupaya untuk menarik perhatian dengan menghadirkan beragam musisi dari berbagai genre. Namun, strategi mereka justru berbalik menjadi masalah reputasi. Ketika festival sudah berjalan pada hari pertama, reaksi negatif dari penonton dan netizen semakin menguatkan alasan para band untuk menarik diri.
Bermula dari masalah sponsor, isu yang lebih besar mulai muncul. Kritik terhadap Freeport dan bagaimana perusahaan tersebut mengelola dampak lingkungan menjadi perbincangan hangat. Banyak yang merasa bahwa keterlibatan perusahaan ini dalam festival seharusnya tidak diabaikan, apalagi mengingat banyaknya permasalahan hukum dan ekologi yang melibatkan mereka.
Dari sudut pandang penyelenggara, keputusan untuk menyertakan Freeport sebagai sponsor mungkin didasarkan pada alasan finansial. Namun, situasi ini menunjukkan betapa pentingnya kepekaan sosial dalam perencanaan acara besar seperti Pestapora.
Menyusul keluarnya para musisi tersebut, beberapa pengamat industri musik mulai mempertanyakan bagaimana sponsor dapat berdampak pada reputasi festival musik di masa depan. Kritikus menyarankan agar penyelenggara lebih berhati-hati dalam memilih sponsor dan memahami dampak dari keputusan tersebut terhadap audiens dan penampil.
Pengumuman bahwa Pestapora telah membatalkan kerjasama dengan Freeport tidak serta merta mengembalikan kepercayaan dari pihak-pihak yang merasa terkhianati. Komunitas musik secara keseluruhan tampaknya semakin menyadari betapa pentingnya keberlanjutan dan tanggung jawab sosial, sehingga mereka bersikap proaktif dalam menyuarakan pendapat mereka.
Inisiatif dari para musisi ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berfokus pada penampilan di atas panggung, tetapi juga pada penciptaan lingkungan yang dapat mendukung nilai-nilai yang mereka yakini. Konsekuensi mundur dari festival ini menciptakan dampak kuat yang mengajak kita untuk lebih memperhatikan dampak sosial dan lingkungan dari industri musik dan kerjasama sponsor.
Seiring berjalannya waktu, penting untuk melihat apakah Pestapora mampu memulihkan reputasinya dan kembali menciptakan acara yang dapat diterima oleh berbagai kalangan. Publik kini menunggu langkah-langkah selanjutnya dari penyelenggara dan sikap yang akan diambil oleh para musisi yang tersisa.





