Eza Gionino, aktor berusia 35 tahun, menjadi sorotan publik setelah kabar gugatan cerai yang dilayangkan oleh istrinya, Meiza Aulia Coritha, pada 29 Agustus lalu di Pengadilan Agama Cibinong. Meski harus menghadapi situasi sulit ini, Eza menegaskan bahwa dia tidak ingin berpisah dari Meiza, meskipun hubungan mereka kerap dilanda cekcok.
Kuasa hukum Meiza, Rendy Rumapea, mengungkapkan bahwa pertemuan antara dirinya dan Eza berlangsung untuk membahas gugatan perceraian. Dalam pertemuan tersebut, Eza dengan tegas menyatakan keinginannya untuk tetap bersama Meiza. Namun, situasi ini tidak mudah, mengingat pihak Meiza yang telah mengambil langkah hukum dalam bentuk gugatan akibat permasalahan yang menumpuk selama tujuh tahun pernikahan mereka.
Rendy menjelaskan bahwa keputusan Meiza untuk menggugat cerai bukanlah hal yang tergesa-gesa. “Intinya, perceraian ini merupakan akumulasi dari permasalahan rumah tangga mereka selama tujuh tahun terakhir. Setelah mempertimbangkan dengan matang, Mbak Echa memutuskan untuk melayangkan gugatan cerai,” ungkap Rendy saat ditemui di Setiabudi, Jakarta Selatan, pada 7 September 2025.
Eza Gionino memilih untuk tidak memaksakan kehendaknya terhadap sang istri. Dia mengaku lebih memilih menyerahkan keputusan final kepada tangan hakim. “Saya tidak ingin memaksakan kehendak kepada Meiza, semua biar diselesaikan di pengadilan,” tuturnya.
Meski kerap terlibat cekcok, Eza tetap optimis tentang masa depan pernikahannya. Ia berusaha untuk memperbaiki komunikasi dan menyelesaikan masalah yang ada, meskipun fakta bahwa Meiza merasa lelah dan tidak nyaman dalam rumah tangga mereka mempengaruhi situasi.
Selama tujuh tahun pernikahan, mereka telah dikaruniai tiga orang anak. Tentu saja, keberadaan anak-anak menjadi salah satu pertimbangan Eza untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga. Dia percaya bahwa meskipun ada masalah, kehadiran anak-anak merupakan alasan kuat untuk terus berjuang.
Hubungan Eza dan Meiza mengalami pasang surut, seperti yang sering dialami banyak pasangan. Namun, Eza menunjukkan ketidakputusasaannya. “Saya ingin memberi yang terbaik bagi keluarga. Anak-anak saya berhak mendapatkan orang tua yang bersama, bukan terpisah,” katanya.
Dalam situasi ini, Eza terlihat begitu berupaya untuk tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak demi kebahagiaan keluarga. Dia merasa bahwa setiap pernikahan pasti memiliki tantangan tersendiri, dan mereka perlu menghadapi dengan kepala dingin.
Di sisi lain, keinginan Meiza untuk bercerai menandakan pentingnya mendengarkan suara hati dan kebutuhan psikologis dalam sebuah hubungan. Eza pun memahami bahwa Meiza memiliki hak untuk merasa nyaman dalam pernikahannya.
Sebagai langkah awal, Eza mencari cara untuk berkomunikasi lebih baik dengan Meiza untuk mencoba menyelesaikan masalah yang ada. Dia percaya bahwa dengan komitmen dan usaha dari kedua belah pihak, masih ada harapan bagi mereka untuk berdamai.
Permasalahan ini tentu saja menyoroti pentingnya komunikasi dalam suatu hubungan. Banyak pasangan mungkin menghadapi situasi serupa, di mana perbedaan pendapat menjadi penyebab utama ketegangan. Namun, tidak semua orang memiliki keberanian untuk membicarakan masalah secara terbuka.
Eza Gionino dan Meiza Aulia Coritha akan tetap berada di bawah sorotan publik, dan banyak yang menunggu perkembangan selanjutnya dari kisah pernikahan mereka. Dengan harapan untuk bisa menemukan jalan tengah, Eza terus berjuang. Apakah mereka akan menemukan kembali titik temu dalam pernikahan mereka? Waktu yang akan menjawabnya.
