Dian Sastro menarik perhatian publik saat menghadiri premier film The Fox King di Festival Film Toronto (TIFF) 2025. Dalam video yang diunggah melalui akun Instagram miliknya @therealdisastr pada 10 September 2025, ia tampil memukau dengan bomber blazer hitam oversized dan rok sheer yang senada. Namun, yang paling mencuri perhatian adalah pin One Piece yang dikenakannya di dada kanan. Ini bukan sekadar aksesori fashion, melainkan simbol yang kaya makna, mencerminkan harapan dan perlawanan terhadap ketidakadilan.
Dalam unggahan tersebut, Dian juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada tim film yang telah berkontribusi dalam proyek ini. “Malam yang sangat memorable di premiere dunia film The Fox King. Dari getaran pertama di pembacaan naskah hingga syuting terakhir, perjalanan ini dibentuk oleh semangat tak kenal lelah dari tim yang luar biasa,” tulisnya di caption video.
Reaksi dari netizen pun beragam. Sebagian besar memberikan pujian terhadap cara Dian menyampaikan pesan melalui fashion dengan elegan. Salah satu pengguna Instagram, @rahma, menyatakan, “Real demo tanpa banyak mulut. Cukup pakai pin. Wanita ini pola pikirnya memang bagus.” Senada dengan itu, @ruks menambahkan, “Dia menyuarakan perlawanan dengan anggun dan elegan.”
Namun, ada juga yang melontarkan kritik. Beberapa komentar menyinggung masa lalu keluarga suami Dian, Ibnu Sutowo, yang memiliki catatan kontroversial. Misalnya, akun @eric**** yang mengajak pengguna untuk mempertanyakan permasalahan hukum yang terkait dengan nama Sutowo. Meskipun demikian, banyak yang menyarankan agar tidak mengaitkan pilihan fashionnya dengan sejarah keluarga, melainkan fokus pada pesannya.
Pin One Piece sendiri dikenal sebagai simbol perjuangan dan kebebasan. Ini menunjukkan bahwa Dian tidak hanya berpartisipasi dalam pemutaran film, tetapi juga berusaha untuk menyampaikan pesan yang lebih dalam melalui simbolisme yang ia kenakan. Dalam konteks ini, pemilihan pin One Piece mungkin ingin menunjukkan keseriusan Dian terhadap isu ketidakadilan dalam masyarakat.
Festival Film Toronto tahun ini banyak menampilkan film yang mengangkat isu-isu sosial kontemporer. Dian Sastro sebagai aktor terkemuka Indonesia mendapat perhatian khusus, tidak hanya karena aktingnya yang memukau, tetapi juga karena usaha kreatifnya dalam mengekspresikan pendapat. Penggunaan media sosial untuk menyampaikan interpretasi pribadi terhadap berbagai isu menjadi sangat penting di era digital saat ini, termasuk bagi para figur publik.
Setiap pernyataan yang disampaikan tidak lepas dari sorotan publik yang mendalam, dan Dian Sastro sepertinya menyadari hal ini. Hal ini terlihat dari pemilihan simbol yang sederhana namun anggun, sebagai bentuk pernyataan sikap terhadap keadaan sosial. Hal tersebut memperkuat pemahaman bahwa figur publik memiliki tanggung jawab untuk menyuarakan pendapat serta mendorong diskusi yang konstruktif.
Menghadapi banyaknya pendapat yang muncul di dunia maya, Dian tampaknya tetap tenang. Tindakan dan pilihan yang diambilnya dapat dianggap sebagai bentuk keberanian untuk berada di garis depan perbincangan tentang isu-isu penting tanpa harus terperangkap dalam polemik berbicara banyak. Dalam menjawab tantangan ini, Dian Sastro menunjukkan bahwa dia bisa menggunakan platform publik dengan cara yang baru dan kreatif.
Keberanian dan keteguhan Dian dalam mengungkapkan pandangannya melalui fashion di TIFF menjadi sorotan yang tidak bisa diabaikan. Drama dan dinamika yang terjadi di media sosial setelah penampilannya menunjukkan betapa kuatnya pengaruh publik figur dalam membentuk opini masyarakat. Kekuatan suara dapat dijalankan dalam bentuk tindakan nyata, dan Dian Sastro telah menjadi contoh yang baik di dalam hal ini.
Melihat ke depan, hal ini memberikan harapan bahwa lebih banyak selebritas akan menggunakan pengaruh mereka untuk memperjuangkan isu-isu sosial yang relevan, sehingga menciptakan dialog yang lebih bermakna dalam lingkungan masyarakat yang semakin kompleks ini.
