Tantowi Yahya menunjukkan dukungannya kepada Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan baru Republik Indonesia, yang telah menuai berbagai reaksi publik sejak dilantik. Menurut Tantowi, kritik yang dialamatkan kepada Purbaya lebih disebabkan oleh pernyataannya yang blak-blakan daripada kinerja yang masih belum terlihat. Tantowi berargumen bahwa Purbaya, yang baru menjabat tidak lebih dari 24 jam, sudah diminta untuk mundur, menunjukkan betapa cepatnya publik bereaksi terhadap gaya komunikasi yang berbeda dari pejabat publik pada umumnya.
Tantowi, mantan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, mengklaim bahwa Purbaya telah mengeluarkan pendapat yang berani dan tanpa beban. Ia percaya bahwa Purbaya tahu apa yang harus dilakukannya dalam posisi menteri keuangan, yang ia sebut sebagai jabatan “sakral” di negara ini. “Purbaya bicara tanpa beban karena jabatan tersebut bukanlah sesuatu yang dia perjuangkan dengan jilat sana-sini. Dhia berbicara apa adanya, tanpa basa-basi dan rasa takut,” ungkap Tantowi melalui akun Instagram-nya.
Tantowi juga mencatat bahwa gaya komunikasi Purbaya cenderung menggunakan bahasa sehari-hari, berbeda dengan pendekatan akademis yang lebih umum diperlihatkan oleh pejabat-pejabat sebelumnya. Ia menilai hal ini membuat Purbaya lebih mudah dipahami oleh masyarakat luas. Tantowi menyatakan bahwa meskipun terdapat angka-angka ekonomi yang mungkin terlihat baik, fakta di lapangan seringkali berbicara sebaliknya, menggambarkan permasalahan yang lebih dalam.
Sikap lugas dan tak terduga Purbaya juga membuat beberapa pejabat eselon di sekelilingnya merasa tidak nyaman. Banyak yang mempertanyakan apakah gaya komunikasinya yang baru ini akan berjalan efektif dalam konteks birokrasi yang formal dan kaku. Namun, menurut Tantowi, inilah yang menjadi angin segar bagi masyarakat yang merindukan perubahan. Ia menambahkan bahwa Purbaya patut diberi kesempatan untuk membuktikan kapasitas dan komitmennya dalam menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks.
Purbaya juga telah menunjukkan tekadnya untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia yang saat ini tengah terpuruk. Tantowi berpendapat bahwa dengan ucapan dan komitmen Purbaya dalam dua hari pertama menjabat, ia bisa menjadi sosok yang mampu menjalankan tugas bersejarah ini. “Ini adalah waktu yang penting untuk ekonomi kita, kita kaya tapi miskin,” tegas Tantowi.
Meski begitu, tantangan besar menanti Purbaya, terutama terkait gaya komunikasinya yang dianggap terlalu blak-blakan atau “koboi”. Beberapa pernyataannya, seperti pandangan tentang pertumbuhan ekonomi yang akan membuat masyarakat sibuk dan bahagia, menuai kritik karena terlihat menyederhanakan masalah yang kompleks dan menunjukkan kepercayaan diri yang berlebihan. Ini menjadi, menurut Tantowi, suatu refleksi dari bagaimana publik dan wartawan perlu memberi ruang untuk Purbaya membuktikan kemampuannya.
Sebagai seorang figur publik, Tantowi Yahya mengharapkan agar Purbaya tetap autentik dan berani menyampaikan apa yang dianggap benar, tanpa harus terjebak dalam praktik politik yang sarat kepentingan. Dukungan yang diberikan oleh Tantowi diharapkan dapat mengurangi suhu kritik yang mengarah kepada Purbaya dan memberikan momentum positif saat ia mulai menjalankan tugasnya.
Dengan jangkauan sosial media yang luas, harapannya adalah agar lebih banyak orang dapat melihat dan mendengarkan tentang visi dan misi Purbaya, tanpa mengedepankan prasangka sebelumnya. Purbaya masih memerlukan waktu dan ruang untuk menunjukkan kinerja dan pembaruan yang diharapkan oleh masyarakat luas, terutama dalam peranan kuncinya sebagai Menteri Keuangan.
