Choi Siwon, anggota grup K-pop Super Junior, baru-baru ini menjadi sorotan setelah menghapus unggahan belasungkawa untuk Charlie Kirk, seorang aktivis politik konservatif asal Amerika Serikat, yang meninggal dunia akibat penembakan. Postingan tersebut awalnya menarik perhatian banyak orang, tetapi dengan cepat memicu kritik dari netizen, yang mendorong Siwon untuk menghapusnya.
Pada 11 September 2025, Siwon membagikan sebuah foto Charlie Kirk yang diiringi ungkapan "REST IN PEACE CHARLIE KIRK." Di dalam unggahan itu juga terdapat lagu rohani "Rescue" dari penyanyi Kristen Lauren Daigle. Tidak hanya itu, Siwon turut menyertakan kutipan Alkitab "Well done, good and faithful servant," yang menunjukkan penghormatan dan keyakinan religiusnya terhadap Kirk.
Namun, unggahan ini tidak bertahan lama. Beberapa jam setelah dibagikan, Siwon menghapus postingan tersebut, kemungkinan besar akibat serangan balik yang diterimanya dari netizen. Kritik tersebut mungkin berkaitan dengan kontroversialnya Charlie Kirk, yang dikenal sebagai pendiri organisasi konservatif Turning Point USA dan seorang pendukung vokal bagi Donald Trump.
Kirk tewas pada 10 September 2025, setelah ditembak saat menghadiri debat di Utah Valley University. Insiden tragis itu terjadi saat ia menjawab pertanyaan mengenai pelaku penembakan massal di AS. Meski segera dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tidak tertolong. Pelaku penembakan berhasil diamankan di tempat kejadian, tetapi kemudian dibebaskan setelah penyelidikan dilakukan.
Penghapusan unggahan Siwon menyoroti bagaimana tindakan sederhana di media sosial dapat menjadi sorotan besar, terutama ketika melibatkan tokoh publik yang memiliki pandangan politik kuat. Mantan Presiden Donald Trump bahkan memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di semua bangunan federal sebagai bentuk penghormatan terhadap Kirk.
Konteks dan Reaksi Publik
Charlie Kirk tidak hanya dikenal sebagai aktivis politik, tetapi juga sebagai suara penting dalam mempertahankan nilai-nilai Kristen dan konservatif di AS. Kunjungannya ke Korea Selatan pada 5 September 2025 untuk acara Build Up Korea 2025 menunjukkan upayanya dalam menjalin hubungan antara negara-negara dengan nilai-nilai yang sama. Momen-momen ini membuat unggahan belasungkawa Siwon tampak sesuai dengan keyakinan religiusnya, mengingat bahwa Siwon juga sering membagikan pesan-pesan iman di media sosial.
Meskipun Siwon memiliki reputasi sebagai figur publik yang positif dan sering menyebarkan pesan kebaikan dan iman Kristen, respon negatif dari netizen menunjukkan betapa berbahayanya menjadi terkait dengan figure politis yang kontroversial. Banyak yang berpendapat bahwa dukungan untuk Kirk dapat mempengaruhi citra dan reputasi Siwon, yang telah dibangun melalui kariernya di dunia hiburan.
Kesimpulan
Insiden ini mencerminkan kompleksitas interaksi antara tokoh publik dan isu-isu sosial yang sensitif. Apa yang bagi sebagian orang mungkin merupakan penghormatan yang tulus, bagi yang lain bisa menjadi sumber kritik yang tajam. Kasus Siwon dan Charlie Kirk memperlihatkan bagaimana pandangan politik, sosial, dan agama dapat memicu reaksi yang beragam di kalangan masyarakat, khususnya di era digital yang sangat terhubung ini. Tindakan Siwon untuk menghapus unggahannya mencerminkan kesadaran akan tanggung jawab yang dimilikinya sebagai personel K-pop dan konsekuensi dari tindakan di platform sosial.
Bagi banyak orang, kasus ini tetap menjadi pengingat akan pentingnya kehati-hatian dalam berinteraksi dengan isu-isu yang berpotensi kontroversial, terutama bagi mereka yang memiliki pengaruh besar di mata publik.
