
Demon Slayer: Infinity Castle baru saja menciptakan sejarah baru dalam dunia perfilman animasi Jepang. Dalam waktu 60 hari sejak dirilis, film ini berhasil mengumpulkan pendapatan kotor sekitar USD 224 juta, menjadikannya film terlaris kedua di Jepang, setelah Spirited Away dari Studio Ghibli yang sebelumnya menduduki posisi tersebut. Hal ini menunjukkan betapa besar antusiasme penonton terhadap film anime, terutama dengan kualitas cerita dan animasi yang ditawarkan.
Film yang disutradarai oleh Haruo Sotozaki ini merupakan bagian pertama dari trilogi yang mengadaptasi alur klimaks “Infinity Castle” dari manga populer karya Koyoharu Gotouge. Dengan dukungan produksi dari Ufotable, Infinity Castle menghadirkan animasi memukau yang sejalan dengan penceritaan yang emotif, yang tentunya telah menarik perhatian penonton dari berbagai belahan dunia.
Pencapaian film ini tidak hanya terbatas pada box office domestik. Di pasar internasional, khususnya di Amerika Serikat, Infinity Castle berhasil meraih pendapatan luar biasa hingga USD 70 juta, mencatatkan rekor baru bagi film anime di wilayah tersebut. Di Indonesia, respons penonton juga sangat positif; film ini berhasil mengumpulkan lebih dari 1 juta penonton hanya dalam tiga hari penayangan.
Para kritikus dan penggemar memberikan pujian tinggi terhadap Infinity Castle, menyoroti kualitas animasi yang sangat baik dan kedalaman emosional yang tersaji dalam ceritanya. Film ini mencatatkan skor 96% di Rotten Tomatoes, menegaskan bahwa film ini diterima dengan baik oleh kritikus. Paduan aksi dan penceritaan yang mengena membuat film ini mampu menjangkau penonton dari berbagai kalangan, baik penggemar lama maupun pendatang baru.
Pencapaian yang diraih oleh Infinity Castle menggambarkan perkembangan pesat sinema Jepang serta semakin meningkatnya popularitas anime di panggung global. Film ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menjadi bagian penting dari budaya pop yang terus berkembang. Dengan catatan rekor yang diukirnya, tidak bisa dipungkiri bahwa film ini menjadi salah satu tonggak sejarah dalam perfilman animasi Jepang.
Dengan trilogi ini yang semakin mendekati akhir, ekspektasi terhadap film-film selanjutnya sangat tinggi. Bila Infinity Castle menjadi indikator, film-film mendatang berpotensi untuk terus menghancurkan rekor dan memperkuat posisi anime dalam sejarah sinema. Ini juga menandakan bahwa Demon Slayer, sebagai salah satu judul terkemuka dalam industri anime, akan terus menarik perhatian serta memberikan pengalaman sinematik yang tak terlupakan bagi para penonton di seluruh dunia.
Tak dapat disangkal, Demon Slayer: Infinity Castle sudah menjelma menjadi fenomena yang tidak hanya memengaruhi box office, tetapi juga membentuk cara pandang masyarakat terhadap film animasi Jepang. Dengan dukungan dari penggemar yang loyal dan pertumbuhan pasar yang baik, masa depan franchise ini tampak cerah dan penuh potensi.





