Film One Battle After Another yang disutradarai oleh Paul Thomas Anderson dan dibintangi oleh Leonardo DiCaprio, siap memukau penonton dengan kombinasi unik antara aksi menegangkan dan kedalaman emosional. Dikenal sebagai mahakarya sinematik yang ditunggu-tunggu, film ini telah mendapatkan skor hampir sempurna 98% di Rotten Tomatoes, menjadikannya salah satu kandidat kuat di ajang Oscar mendatang. Masyarakat Indonesia pun akan mendapatkan kesempatan untuk menyaksikannya, karena film ini dijadwalkan tayang di bioskop pada 24 September 2025.
DiCaprio berperan sebagai Bob Ferguson, seorang mantan revolusioner yang berusaha untuk meninggalkan masa lalu kelamnya. Berjalan dalam pelarian di California, dia mengasuh putrinya, Willa, yang diperankan oleh pendatang baru Chase Infiniti, sebagai ayah tunggal yang paranoid. Kisah ini semakin rumit saat musuh bebuyutannya, Kolonel Steven J. Lockjaw, yang diperankan oleh Sean Penn, muncul kembali setelah 16 tahun untuk menuntut balas. Narasi ketegangan ini mengundang banyak perhatian karena menampilkan konflik antara keinginan melindungi keluarga dan menghadapi ancaman dari masa lalu.
Dalam One Battle After Another, Anderson berhasil mengemas hampir tiga jam cerita yang padat. Film ini tidak hanya menawarkan adegan kejar-kejaran mobil dan baku tembak brutal, tetapi juga menyentuh sisi emosional antara ayah dan anak. Penampilan DiCaprio sebagai Bob Ferguson dikatakan sebagai salah satu yang terbaik dalam kariernya, dan banyak kritikus berspekulasi bahwa Sean Penn, dengan penampilan mengancamnya, akan masuk nominasi Oscar.
Krucial bagi film ini adalah dinamika antara orang tua dan anak. Bob berjuang untuk melindungi Willa, yang menjadi satu-satunya alasan baginya untuk kembali ke dunia yang ingin ia hindari. Keberanian karakter Bob untuk menghadapi ketakutannya dan menyelamatkan anaknya memberikan lapisan mendalam yang jarang terlihat dalam film aksi. "Karakter Bob bukan pahlawan klasik, dia adalah orang yang harus menemukan kembali keberaniannya," ungkap DiCaprio yang sudah lama mengimpikan kolaborasi ini.
Anderson, dalam menyutradarai film ini, menjelaskan bahwa proyek ini merupakan hasil penantian panjangnya. "Saya ingin membuat film aksi, tetapi seiring waktu, semakin jelas bahwa ini adalah kisah tentang keluarga,” ujarnya. Film ini juga dilengkapi dengan kualitas visual yang menakjubkan, karena diambil dengan format film skala besar seperti VistaVision dan IMAX, yang makin memperkuat pengalaman menontonnya di layar lebar.
Film ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga sebuah pernyataan tentang berbagai isu masyarakat yang relevan saat ini. Dengan sentuhan kreatif dari tim langganan Anderson, termasuk komposer Jonny Greenwood, One Battle After Another diharapkan tidak hanya akan menjadi salah satu film yang paling dikenang di tahun 2025, tetapi juga akan meninggalkan dampak mendalam bagi penontonnya.
Dalam konteks sinema modern, film ini menunjukkan bahwa dengan kombinasi yang tepat antara cerita yang kuat dan aksi yang memukau, sebuah film dapat menjangkau audiens yang lebih luas. Seiring dengan meningkatnya ekspektasi menjelang penayangannya, banyak yang percaya bahwa One Battle After Another akan menjadi salah satu film yang mendefinisikan kembali genre thriller politik di industri perfilman masa depan.
Penantian para penggemar akan segera berakhir, dan semua mata akan tertuju pada bobot cerita yang dihadirkan serta bagaimana semua elemen—baik dari karakter, konflik, hingga penyajian visual—akan bersatu untuk menciptakan sebuah pengalaman sinematik yang tak terlupakan.
