Hanung Bramantyo Siap Tempuh Jalur Hukum, Tuntut Keadilan untuk Karyawan

Sutradara Hanung Bramantyo menegaskan kesiapannya untuk menempuh jalur hukum setelah karyawannya, Faisal, menjadi korban tindak kekerasan. Insiden tersebut terjadi saat Faisal mengantarkan putra Hanung, Kala Madali, ke sekolah di Ampera, Jakarta Selatan, pada 22 September 2025. Meskipun Hanung saat itu sedang melaksanakan ibadah umrah, ia tetap mendapatkan informasi mengenai kejadian tersebut.

Hanung mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengumpulkan bukti penting seperti rekaman CCTV dan hasil visum untuk mendukung langkah hukum yang akan diambil. “Kami telah melakukan visum atas korban Faisal dan akan segera mengurus laporan ke polisi,” ucapnya melalui pesan singkat kepada media.

Sutradara berusia 49 tahun ini mengecam keras tindakan kekerasan yang dilakukan pelaku. Dia menyoroti bahwa insiden tersebut terjadi di depan anaknya, Kala, yang masih kecil. “Tindakan kesewenang-wenangan oknum dalam berkendara, apalagi pemukulan, sangat kami tentang,” tambahnya. Sebagai pengganti, Faisal merupakan sosok yang dipercayainya untuk mengantar anak-anaknya ke sekolah saat Hanung tidak dapat melakukannya.

Berdasarkan keterangan dari Faisal, pelaku sempat menyebut dirinya sebagai “anggota” ketika dilerai oleh warga. Hal ini menurut Hanung menunjukkan bahwa pelaku panik dan takut akan menghadapi kerumunan massa akibat tindakannya. “Menurut Faisal, pelaku hanya menyebut ‘saya anggota’ tanpa menjelaskan anggota apa. Dia mungkin panik karena banyak orang yang hadir untuk melerai,” jelasnya.

Dampak psikologis dari kejadian ini juga terlihat pada Kala Madali. Hanung mengungkapkan bahwa putranya kini mengalami trauma dan bahkan menutup mata saat melewati lokasi kejadian. “Kala berusaha mengabari saya bahwa dia tutup mata saat lewat jalan TKP,” papar Hanung.

Sebagai sutradara yang dikenal luas berkat karya-karyanya, Hanung Bramantyo tidak hanya mengambil langkah hukum demi keadilan untuk Faisal, tetapi juga memberikan perhatian pada kesehatan mental anaknya. “Kami selalu ingin melindungi mereka dari hal-hal negatif, terutama yang berhubungan dengan kekerasan,” ungkap Hanung.

Kekerasan di ruang publik semakin menjadi perhatian, dan insiden ini menyoroti betapa pentingnya perlindungan bagi warga sipil, terutama di depan anak-anak. Menurut Hanung, tindakan semacam ini sangat melukai rasa aman masyarakat. “Kami berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi semua orang untuk mengedepankan rasa kemanusiaan dan saling menghormati dalam beraktivitas di ruang publik,” tambahnya.

Langkah Hanung ini mencerminkan bahwa kekerasan harus ditindak tegas. Keberanian untuk mengangkat suara dan mempertahankan hak asasi manusia menjadi fokus utama dalam situasi-situasi seperti ini. Kasus ini diharapkan dapat membawa efek jera bagi pelaku kekerasan dan menyebarluaskan kesadaran akan pentingnya tindakan hukum dalam mengatasi masalah semacam ini.

Hanung Berkomitmen untuk terus mengikuti perkembangan kasus ini hingga mendapatkan keadilan yang seharusnya. “Kami tidak akan mundur dalam mencari keadilan bagi Faisal. Ini adalah masalah serius yang harus dihadapi,” tutupnya. Kejadian ini menjadi pengingat bagi masyarakat akan pentingnya melindungi sesama dalam berinteraksi di ruang publik, terutama ketika anak-anak juga terlibat.

Exit mobile version