Kondisi kesehatan Suti Karno, aktris senior Indonesia, semakin menjadi sorotan publik setelah ia menjalani amputasi kaki akibat komplikasi diabetes. Dalam sebuah wawancara, Suti menjelaskan tentang perkembangan terbarunya pascaoperasi, yang membawa perubahan signifikan dalam hidupnya.
Setelah melalui tindakan medis yang tidak mudah, Suti merasa perlu menjaga disiplin dalam kontrol kesehatan. Ia mengungkapkan, “Saya selalu menyempatkan waktu untuk kontrol. Saya kontrol sebulan tiga kali. Itu ada jadwal.” Komitmennya ini menunjukkan pentingnya perawatan rutin bagi penderita diabetes yang berisiko tinggi terhadap amputasi.
Suti menyatakan bahwa kondisi fisiknya secara umum baik, namun ia menyadari bahwa kehilangan kaki adalah perubahan permanen. “Cuma kan saya sudah enggak punya kaki, kan enggak bisa numbuh kakinya,” ujarnya tanpa menghilangkan semangat. Meskipun harus hidup tanpa salah satu anggota tubuh, Suti berusaha untuk tetap positif. Ia merasa pengalaman ini bahkan menambah rasa empatinya terhadap mereka yang mengalami kesulitan serupa.
Sikap Suti yang bersyukur bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. “Iya, bersyukur sekali. Kaki saya tidak memutuskan gerak saya. Walaupun tanpa kaki, tapi bergeraknya dengan hati,” ungkapnya. Hal ini menunjukkan betapa ia mampu melihat situasi sulit sebagai kesempatan untuk memperkaya jiwa dan memperdalam pengertian terhadap orang lain.
Dalam hal perawatan, Suti memanfaatkan fasilitas kesehatan dari pemerintah, termasuk BPJS Kesehatan. “Biasanya saya kontrol ada dokter syaraf, dokter penyakit dalam, sama dokter jantung. Jadi sebulan itu saya tiga. Tiga dokter pasti saya datang gitu,” jelasnya. Penanganan yang intensif ini dibutuhkan mengingat ia juga mengalami nyeri pada bagian kaki yang diamputasi, fenomena yang dikenal sebagai phantom limb pain.
Efek dari nyeri tersebut sering kali membuatnya merenung, “Kadang-kadang saya merasa sakit, ‘Lah, kaki gue enggak ada, apa yang mau dipegang?'” Ini menunjukkan betapa kompleksnya pengalaman fisik dan emosional pascaoperasi. Diabetes yang diderita Suti selama 18 tahun menjadi penyebab utama dibalik keputusan medis tersebut, di mana kondisi kakinya membusuk dan memerlukan amputasi untuk menyelamatkan nyawanya.
Melalui kisahnya, Suti Karno tidak hanya menceritakan perjalanan hidupnya, tetapi juga memberikan kesadaran penting mengenai bahaya dan dampak serius dari diabetes. Pengalamannya menjadi pengingat bahwa kedisiplinan dalam menjaga kesehatan adalah kunci untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Seiring berjalannya waktu, pengalaman Suti menunjukkan bahwa rasa syukur dan sikap positif dapat mengubah cara pandang seseorang terhadap hidup. Ia berharap agar kisahnya dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya perawatan kesehatan serta menjaga pola hidup yang lebih baik. “Ini adalah pelajaran berharga bagi saya, dan semoga untuk orang lain juga,” tutupnya.
Dengan keterbukaan Suti mengenai kondisi kesehatannya, ia memberikan suara bagi banyak orang yang mungkin mengalami hal serupa. Sikap pantang menyerah dan kematangan batinnya patut dicontoh, sekaligus mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki cerita, perjuangan, dan harapan.
Src: https://www.viva.co.id/showbiz/1851187-ungkap-kondisi-terkini-pasca-amputasi-akibat-diabetes-suti-karno-nggak-bisa-numbuh-kakinya?page=all
