Gagal Lunasi Pembayaran, Taqy Malik Diminta Angkat Kaki dari Lahan Sengketa

Taqy Malik, seorang figur publik, saat ini tengah berhadapan dengan sengketa tanah yang melibatkan pengusaha Sirhan. Permasalahan ini muncul akibat keterlambatan Taqy dalam menyelesaikan pembayaran untuk total delapan kavling tanah yang nilainya mencapai Rp9 miliar. Hingga saat ini, Taqy hanya berhasil membayar Rp2,2 miliar dan masih menunggak sebesar Rp6,8 miliar, membuat pihak Sirhan mengambil tindakan lebih lanjut.

Sengketa ini berawal dari perjanjian yang telah ditandatangani pada 17 Juni 2022. Sebagaimana yang dinyatakan oleh pengacara Sirhan, Husen Bafaddal, Taqy seharusnya telah melunasi pembayaran tersebut sebelum tenggat waktu pada 16 Juni 2023. Namun, hingga batas waktu yang ditentukan, Taqy tidak juga melunasi utangnya. “Sudah 2 tahun lebih dia tidak melaksanakan isi perjanjian itu,” ujar Bafaddal dalam konferensi pers yang diadakan di Condet, Jakarta Timur, pada 2 Oktober 2025.

Pihak Sirhan telah memberikan beberapa opsi agar kesepakatan bisa dicapai. Dalam upaya mencari jalan damai, mereka menawarkan untuk mengembalikan enam kavling tanah kepada Sirhan dan mempertahankan dua kavling, yang salah satunya dibangun masjid. “Kami tawarkan, ‘udah deh, yang enam kavling termasuk rumah contoh kembalikan ke kita. Dua kavling yang dibangun masjid, kita kasih’,” ungkap tim pengacara Sirhan lainnya, Novel Mohammad. Namun, tawaran tersebut ditolak oleh Taqy, yang hanya menginginkan kavling rumah contoh.

Pihak pemilik lahan merasa bahwa tindakan Taqy yang tidak melunasi utang berpotensi menyebabkan masalah lebih lanjut. Mereka menekankan pentingnya menegakkan putusan pengadilan yang meminta agar seluruh kavling, termasuk masjid, dikosongkan. Bafaddal menghimbau Taqy untuk segera melunasi sisa utangnya, atau mengembalikan sisa kavling tersebut dalam kondisi semula.

Ketegangan dalam masalah ini semakin meningkat, terutama mengingat skala masalah yang dihadapi. Sirhan dan timnya berharap agar masalah ini bisa diselesaikan dengan cara yang baik, namun mereka juga menegaskan bahwa mereka tidak akan ragu untuk mengambil langkah hukum jika Taqy tetap menolak untuk memenuhi kewajibannya.

Kasus ini juga menarik perhatian publik, mengingat Taqy adalah seorang influencer yang banyak diikuti dan dijadikan panutan oleh banyak orang. Beberapa pengamat meminta agar Taqy dapat menuntaskan masalah ini dengan cepat, agar tidak menciptakan lebih banyak kontroversi di kalangan penggemarnya.

Proses hukum yang sedang berlangsung menyoroti pentingnya ketepatan dalam memenuhi perjanjian bisnis. Kejadian ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi publik bahwa komitmen dalam kontrak harus dipatuhi agar tak menimbulkan sengketa di kemudian hari.

Saat ini, pihak Sirhan berupaya memastikan bahwa hak mereka sebagai pemilik lahan dipenuhi sesuai dengan hukum yang berlaku. Dalam klausul putusan pengadilan, pengosongan atas tanah yang disengketakan menjadi langkah selanjutnya yang harus ditempuh, jika tidak ada kata sepakat tercapai antara kedua belah pihak.

Ke depannya, diharapkan bahwa kedua pihak dapat menemukan solusi terbaik. Taqy Malik perlu mempertimbangkan semua opsi yang ada sebelum mengambil keputusan lebih lanjut, untuk menghindari komplikasi lebih dalam dan mempertahankan citranya sebagai publik figur yang kredibel.

Source: www.suara.com

Exit mobile version