Taqy Malik Klarifikasi Tudingan Bangun Masjid di Tanah Sengketa: Dua Sisi Cerita

Taqy Malik akhirnya berbicara mengenai tuduhan pembangunan Masjid Malikal Mulki di Bogor yang dikatakan berdiri di atas tanah sengketa. Dalam sebuah unggahan di Instagram Story, Taqy menekankan bahwa keputusannya untuk diam bukan berarti ia tidak bertindak. Ia menegaskan, “Kalian bertanya-tanya kan selama ini kenapa gue diam? Jawabannya ada besok. Gue diam bukan berarti tidak bergerak. Let’s see tomorrow.”

Polemik ini dimulai dari transaksi jual beli tanah antara Taqy dan pengusaha bernama Sirhan di kawasan Tanah Sereal, Bogor. Taqy diketahui membeli delapan kavling tanah seharga Rp9 miliar. Namun, hingga batas waktu pada Juni 2023, pembayaran yang sudah dilunasi hanya sekitar Rp2,2 miliar, sementara sisanya Rp6,8 miliar masih tertunggak. Akibatnya, Sirhan mengajukan gugatan ke pengadilan dengan alasan Taqy telah melakukan wanprestasi.

Kuasa hukum Sirhan menjelaskan bahwa tanah yang belum dilunasi tidak sah untuk diwakafkan, sehingga keberadaan masjid di atas dua kavling tersebut terjerat dalam sengketa hukum. Pada Juli 2024, Pengadilan Negeri Bogor menyatakan Taqy wanprestasi, dan putusan ini dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Bandung pada Oktober 2024. Ditambahkan pula bahwa kasasi yang diajukan Taqy ditolak oleh Mahkamah Agung, menjadikan keputusan tersebut final dan mengikat.

Dalam konteks ini, Taqy juga menyampaikan bahwa “setiap cerita punya dua wajah, orang yang cerdas menunggu keduanya sebelum menilai.” Pernyataannya ini menandakan bahwa ia memahami adanya dualitas pandangan dalam situasi yang dihadapi. Selain itu, Taqy mulai menggalang donasi publik dengan inisiatif “Rp30 ribu per orang” untuk menyelamatkan masjid tersebut, namun langkah ini menuai kritik.

Banyak yang mempertanyakan apakah dana donasi tersebut benar-benar dialokasikan untuk pembangunan masjid ataukah digunakan untuk menutup utang pribadi terkait pembelian lahan. Kuasa hukum Sirhan mengingatkan agar Taqy tidak menggunakan isu masjid sebagai tameng untuk meredam sorotan terhadap masalah utangnya yang belum diselesaikan.

Masyarakat pun memantau perkembangan ini dengan seksama. Terlebih lagi, dalam konteks sosial dan pasar media, Taqy harus menghadapi pembicaraan publik yang intens mengenai tindakannya. Meski belum memberikan klarifikasi detil, unggahan Taqy di media sosial menunjukkan bahwa ia sedang mempersiapkan respons terhadap berbagai tuduhan dan kritik yang dilayangkan kepadanya.

Pembangunan Masjid Malikal Mulki dalam konteks ini menjadi sorotan bukan hanya karena status kepemilikan tanahnya yang dipertanyakan, tetapi juga karena implikasi sosio-religius yang lebih luas. Masjid memiliki makna penting dalam kehidupan masyarakat, dan situasi ini berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap publik yang ingin memberi dukungan.

Dengan segala kontroversi yang terjadi, Taqy Malik kini berada pada posisi yang cukup rumit. Banyak pihak yang menunggu langkah selanjutnya dari mantan suami Salmafin Sunan ini, terutama yang berhubungan dengan pelunasan utang serta penyelesaian sengketa yang menyelimuti tanah tempat masjid dibangun.

Di tengah situasi ini, penting bagi Taqy untuk tidak hanya menjawab tuduhan, tetapi juga untuk melakukan langkah konkret dalam menyelesaikan masalah keuangan yang membayangi proyek tersebut. Bagaimana ia akan mengatasi rintangan ini, serta bagaimana tanggapan masyarakat terhadap situasi tersebut, akan menjadi hal yang patut dicermati ke depan.

Source: www.suara.com

Berita Terkait

Back to top button