Perseteruan antara artis dan pengusaha Ashanty dengan mantan karyawannya, Ayu Chairun Nurisa, memasuki babak baru yang mengejutkan publik. Dugaan penggelapan dana perusahaan senilai Rp2 miliar oleh Ayu kini mengungkap rincian penggunaan fantastis dari dana tersebut. Menurut pihak Ashanty, sebagian besar dana yang digelapkan digunakan untuk membiayai gaya hidup mewah pribadi, termasuk prosedur perawatan kecantikan berbiaya tinggi.
Pihak Ashanty telah melaporkan Ayu ke polisi, menuduhnya melakukan penggelapan dana perusahaan. Kabarnya, Ayu tidak hanya menggelapkan uang tetapi juga membalikkan tuduhan, menuduh Ashanty melakukan perampasan aset dan akses ilegal terhadap miliknya. Tudingan ini menjadi bumbu dalam konflik yang semakin panas antara kedua belah pihak.
Dalam usaha untuk menanggapi tuduhan tersebut, Ashanty melalui perwakilannya, Aris Maulana, mengadakan konferensi pers. Dalam kesempatan itu, Aris membeberkan rinci mengenai alokasi dana yang dibawa lari oleh Ayu. Dia menyatakan, “Wah, pengen tahu? Pengen tahu serius?” sambil menjelaskan bahwa dana sebesar Rp2 miliar itu dialokasikan sepenuhnya untuk kebutuhan pribadi Ayu.
Salah satu alokasi terbesar yang diungkapkan Aris adalah untuk perawatan estetika, khususnya prosedur suntik DNA Salmon. Menurutnya, biaya perawatan ini dapat mencapai puluhan juta rupiah. “Salah satunya, pengakuan dia, kalau dari cek di mutasinya, ya, untuk perawatan,” ujarnya. Perawatan DNA Salmon sendiri dikenal sebagai prosedur kosmetik premium yang bertujuan untuk meremajakan kulit dan mengatasi tanda-tanda penuaan.
Selain pengeluaran untuk perawatan tersebut, Aris juga menegaskan bahwa sisa dana lainnya dihabiskan untuk menunjang gaya hidup pribadi Ayu. “Ya, pokoknya untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi. Gitu,” tambahnya. Hal ini jelas memicu perhatian publik, karena menunjukkan bagaimana uang perusahaan digunakan secara tidak bertanggung jawab untuk gaya hidup yang mewah.
Penggunaan dana hingga puluhan juta rupiah untuk perawatan DNA Salmon menjadi sorotan utama, menyoroti pola konsumsi yang sangat mengkhawatirkan. Prosedur ini, yang tidak hanya mahal tetapi juga dikenal luas di kalangan selebriti dan sosialita, menggarisbawahi kesenjangan tajam antara perilaku keuangan yang dianggap etis dan yang tidak.
Menanggapi semua tuduhan yang dilemparkan kepadanya, Ayu Chairun Nurisa merasa ditekan dan membantah semua klaim yang diajukan oleh Ashanty. Dia mengklaim bahwa tindakan Ashanty adalah bentuk perampasan aset secara paksa. Namun, pihak Ashanty teguh pada pendiriannya bahwa mereka hanya melakukan tindakan hukum yang sewajarnya untuk melindungi aset perusahaan.
Kasus ini kini berada di tangan pihak kepolisian untuk diusut tuntas, sementara kedua belah pihak menunjukkan keberanian untuk melawan satu sama lain di panggung publik. Pihak Ashanty berharap agar penyidikan dapat mengungkap fakta yang sebenarnya mengenai penggunaan uang tersebut. Keterlibatan masalah hukum ini menunjukkan betapa seriusnya konsekuensi dari dugaan penggelapan yang dapat menimbulkan dampak jangka panjang bagi kedua belah pihak.
Situasi ini tentu menjadi perhatian banyak orang, tidak hanya karena drama yang menyertainya, tetapi juga karena implikasi yang lebih besar terhadap kepercayaan publik pada artisis dan pelaku usaha. Masyarakat kini menunggu dengan cermat perkembangan lebih lanjut mengenai kasus ini, yang dipastikan akan terus menjadi topik hangat di berbagai media.
Source: www.viva.co.id
