
Axl Rose, vokalis legendaris band rock Guns N’ Roses, membawa bendera Palestina saat konser di Bogotá, Kolombia, pada tanggal 7 Oktober 2025. Aksi tersebut langsung menarik perhatian publik, terutama ketika bendera yang dibawanya bertuliskan “I don’t need your civil war” sebagai ungkapan penolakan terhadap konflik bersenjata. Momen tersebut menjadi viral di media sosial, dengan banyak warganet membagikan video konser yang menampilkan aksi Axl Rose.
Usai membentangkan bendera, Axl melemparkannya dekat drum, disambut sorakan dari penonton yang mencerminkan dukungan kuat terhadap pesannya. Penampilannya tersebut menjadi titik fokus saat band ini membawakan lagu “Civil War,” yang ditulis oleh Axl sebagai sebuah kecaman terhadap kekerasan. Lagu ini dipilih tepat untuk memperingati dan menghormati rakyat Palestina yang tengah menghadapi tantangan berat.
Selama konser yang berlangsung di Vive Claro, para penggemar menikmati penampilan sinergis antara musik klasik Guns N’ Roses dan pesan sosial yang disampaikan. Axl Rose, di tengah energi panggung yang menggebu, mengalungkan bendera Palestina di lehernya dan berjanji akan mengembalikan bendera yang ditandatangani kepada pemiliknya. Gestur ini mendapat tepuk tangan meriah dari penonton, menegaskan komitmen band tersebut terhadap isu-isu sosial.
Konser ini menjadi bagian dari leg kedua tur dunia Guns N’ Roses di tahun 2025, yang mengingatkan kita akan hampir empat dekade perjalanan karier musik mereka. Meskipun tergolong terlambat dalam pengumuman jadwal, konser ini tetap menampilkan lekuk penampilan yang energik, termasuk masukan dari lagu-lagu ikonik seperti “Mr. Brownstone,” “Chinese Democracy,” dan “Don’t Cry.”
Axl pun memanfaatkan kesempatan ini untuk mengenang Ozzy Osbourne, yang meninggal dunia pada 22 Juli lalu, dengan membawakan dua lagu Black Sabbath yang terkenal. Penonton memberikan respon antusias, merespons penghormatan tersebut dengan tepuk tangan dan nyanyian. Momen-momen tersebut semakin mempertegas komitmen Guns N’ Roses untuk tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan melalui musik mereka.
Konser di Bogotá, meski dilaksanakan dalam situasi ketidakpastian, berhasil menarik perhatian banyak penggemar. Acara ini disetujui oleh otoritas setempat hanya tiga hari sebelum hari H, tetapi antusiasme dari penonton tidak surut. Dengan durasi pertunjukan sekitar tiga jam, Axl dan timnya menyajikan pertunjukan yang penuh energi, bahkan menampilkan beberapa solo gitar yang mendebarkan.
Pertunjukan ini merupakan bagian dari rangkaian 13 tanggal tambahan dalam tur mereka, mencakup pertunjukan di berbagai negara di Amerika Selatan, mulai dari Kosta Rika hingga Meksiko. Tur ini mengikuti kesuksesan sebelumnya di Eropa, Asia, dan Timur Tengah yang berlangsung hingga akhir musim panas.
Guns N’ Roses, yang didirikan di Los Angeles pada tahun 1985, terus menunjukkan relevansinya dalam lanskap musik modern. Melalui momen seperti ini, tidak hanya menggugah kenangan para penggemar, tetapi juga menyentuh isu-isu sosial yang sangat penting. Axl Rose, sebagai figur sentral band, sekali lagi membuktikan bahwa seni dapat menjadi medium yang kuat untuk menyampaikan pesan moral dan sosial.
Aksi Axl Rose di Bogotá tidak hanya menjadi hadiah bagi para penggemar musik rock, tetapi juga sebagai pengingat bahwa musik dan pesan sosial dapat berjalan beriringan. Dengan setiap lirik dan aksi panggung, Guns N’ Roses terus memperkuat tempatnya dalam hati para penggemar di seluruh dunia.
Source: lifestyle.bisnis.com





