Ritual Khusus Sara Wijayanto: Mitos Selasa Kliwon, Benarkah Keramat?

Setiap Selasa Kliwon, masyarakat Jawa menganggap hari ini sebagai waktu yang sakral dan keramat. Dalam tradisi ini, Sara Wijayanto, seorang praktisi supranatural yang dikenal luas, mengambil peran dengan menggelar ritual khusus yang diwarisi dari keluarganya. Ritual yang dilakukan bukan sekadar aktivitas rutin, tetapi juga diyakini membawa pesan dari arwah leluhur untuk kehidupan masyarakat saat ini.

Dalam acara "Butik Haji Igun", Sara menjelaskan bahwa keluarganya berkumpul pada malam-malam tertentu yang dianggap sakral. Pada saat tersebut, arwah para leluhur diyakini dapat berkomunikasi melalui tubuh ibunya. Saat komunikasi supranatural berlangsung, pesan-pesan penting disampaikan oleh arwah tersebut. "Pesan-pesan ini dicatat oleh kakek saya dalam sebuah jurnal yang hingga kini masih ada," ujar Sara, menekankan betapa pentingnya warisan ini dalam hidup keluarganya.

Salah satu faktor menarik dari ritual Selasa Kliwon yang dilakukan Sara adalah bahwa banyak pesan yang diterima berkaitan dengan isu-isu politik dan sosial terkini. "Seringkali, pesan ini terbukti menjadi kenyataan," ungkapnya, menambahkan bahwa isu-isu yang disampaikan bahkan seringkali mengarah pada prediksi yang cukup akurat di kemudian hari.

Asal Usul Mitos Selasa Kliwon

Selasa Kliwon dipercaya memiliki keterkaitan dengan kepercayaan tradisional masyarakat Jawa. Menurut beberapa pakar spiritual, istilah "Selasa Kliwon" berasal dari bahasa Kawi, dengan "anggoro" berarti Selasa dan "kasih" berarti Kliwon. Ini adalah hari yang dianggap istimewa oleh banyak orang Jawa, terutama karena diyakini sebagai saat yang baik untuk bersakti.

Mitos yang mengelilingi Selasa Kliwon di antaranya adalah bahwa hari ini memberi energi positif bagi aktivitas. Meskipun ada kepercayaan terkait hal-hal mistis, seperti arwah yang gentayangan, banyak orang memilih untuk melakukan amalan baik, seperti zikir dan wirid, pada hari tersebut.

Terkait dengan ritual yang dilakukan oleh Sara, hal ini juga mencerminkan pandangan bahwa Selasa Kliwon bukanlah hari yang harus ditakuti. Sebaliknya, hari ini seharusnya dimanfaatkan untuk mencapai berkah dan kemaslahatan.

Praktik Tradisional di Selasa Kliwon

Masyarakat Jawa sering kali melakukan ziarah ke makam leluhur pada hari Selasa Kliwon untuk mencari berkah. Mereka percaya bahwa ada energi khusus yang dihasilkan pada hari ini, sehingga mengunjungi makam para raja atau situs suci dianggap sangat penting.

Bagi sebagian orang, ritual yang dilakukan saat Selasa Kliwon bukan hanya sekedar tradisi, tetapi lebih kepada upaya untuk menjaga hubungan dengan para leluhur. Kabarnya, ada kepercayaan bahwa jika seseorang meninggal pada hari ini, maka kuburannya harus dijaga selama 40 hari oleh pihak keluarga. Ini dilakukan untuk mencegah perilaku tidak bertanggung jawab dari pihak-pihak tertentu yang mungkin memiliki niat buruk.

Mitos dan Kenyataan

Meski mitos tentang Selasa Kliwon cukup beragam, banyak yang meyakini bahwa hari ini seringkali dipenuhi dengan hal-hal positif. Misalnya, ada pandangan bahwa hari ini adalah waktu yang baik untuk memulai sesuatu yang baru.

Sara Wijayanto menjadi salah satu contoh nyata dari tradisi ini. Ritual yang dilakukannya mengedepankan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi. "Selasa Kliwon bukan hanya sekadar ritual, tetapi ada makna di baliknya," tuturnya dengan tegas.

Dengan demikian, Selasa Kliwon tetap menjadi topik menarik dan dipercaya oleh banyak orang sebagai hari yang keramat. Sara Wijayanto dan ritualnya menambah nuansa yang lebih dalam pada kepercayaan ini, menantang skeptisisme dengan pesan-pesan yang kerap kali relevan dan tepat waktu.

Kegiatan yang dilakukan pada hari ini meliputi berbagai amalan dan upacara yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jawa. Terlepas dari pandangan yang berbeda-beda, satu hal yang pasti adalah Selasa Kliwon tetap menyimpan kekuatan dan misteri yang membuat banyak orang kembali merayakannya tahun demi tahun.

Source: www.suara.com

Exit mobile version