Marthino Lio: Film Janur Ireng Cermin Rebutan Kekuasaan Saat Ini

Aktor Marthino Lio mengungkapkan pandangannya tentang relevansi film terbarunya, Janur Ireng, dengan situasi sosial dan politik saat ini. Dalam wawancara yang berlangsung di MD Place, Jakarta Selatan, pada tanggal 13 Oktober, Lio mengatakan bahwa cerita dalam film ini mencerminkan dinamika perebutan kekuasaan di masyarakat. Film ini merupakan prekuel dari film Sewu Dino dan diharapkan mampu menawarkan pengalaman menonton yang lebih mendalam dengan elemen gore dan tindakan yang lebih intens.

Marthino Lio, yang kembali memerankan karakter Sabdo, menggambarkan karakter dalam film ini yang akan berkolaborasi dengan Intan, yang diperankan oleh Ratu Rafa. Keduanya berasal dari keluarga yang berbeda, tetapi diyakini dapat memiliki kekuatan tak terkalahkan jika bersatu. "Perbedaannya, ini satu step di atas film Sewu Dino. Untuk urusan gore-nya, lebih gore dari Sewu Dino. Action-nya juga sedikit lebih banyak di Janur Ireng,” ujar Lio.

Perlambang Perebutan Kekuasaan

Lio menekankan bahwa alur cerita film ini sangat relevan dengan kondisi nyata saat ini. Menurutnya, ada sejumlah pertemuan antar tujuh keluarga besar dalam film ini, yang menggambarkan situasi persaingan di kalangan elit. “Saat mereka bertemu di satu meja, ada adegan mereka seperti unjuk gigi, menunjukkan siapa yang paling berkuasa. Bisa dibilang ini relate dengan keadaan sekarang. Orang-orang yang berkuasa senyum-senyum di depan tapi kirim-kiriman santet di belakang,” ungkapnya.

Aspek persaingan dan intrik yang ada di dalam film menggambarkan ketegangan yang sering terjadi dalam kontestasi kekuasaan. Konteks ini diharapkan dapat memberikan nuansa yang dalam dan menyentuh isu-isu aktual dalam masyarakat kepada penonton. Dengan lebih banyak plot twist, Janur Ireng berkomitmen untuk menyajikan ketegangan dramatis yang dihubungkan dengan realitas kehidupan saat ini.

Tentang Cerita dan Karakter

Kisah di Janur Ireng berpusat pada dua karakter utama, Sabdo dan Intan, yang ditakdirkan untuk tak dipersatukan. Dalam dunia film, keduanya dianggap memiliki potensi luar biasa jika bersatu. Namun, berbagai kepentingan dari pihak luar, termasuk paman mereka Arjo Kuncoro, berupaya untuk memisahkan mereka demi meraih kekuasaan. Ini membentuk kisah yang menarik seputar pengkhianatan dan perjuangan untuk bertahan hidup.

Film ini akan tayang di bioskop pada 24 Desember dan menampilkan aktor-aktor ternama lainnya seperti Rio Dewanto, Tora Sudiro, dan Masayu Anastasia. Dengan skenarionya yang berbobot dan kekuatan karakter yang kuat, film ini diharapkan akan menarik perhatian berbagai kalangan penonton.

Resonansi dengan Modernitas

Marthino Lio menilai bahwa Janur Ireng tidak hanya sebuah karya hiburan, tetapi juga sebuah karya seni yang mencerminkan benang merah antara fiksi dan kenyataan. "Lebih plot twist dan menunjukkan persaingan besar di antara kedua keluarga," jelas Lio menambahkan.

Fakta bahwa cerita film ini mengacu pada isu kekuasaan dan manipulasi dalam interaksi antar karakter membawa penonton untuk merenungkan bagaimana hal serupa dapat ditemukan dalam realitas. Dalam masyarakat yang semakin kompleks ini, film seperti Janur Ireng dapat memberikan pandangan baru dan berbeda terhadap isu-isu yang sering diabaikan.

Dengan daya tarik yang menggabungkan cerita kuat, karakter yang mendalam, dan tema yang relevan, Janur Ireng memiliki potensi untuk menjadi salah satu film yang diperbincangkan di akhir tahun ini. Akhirnya, film ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga memberi ruang untuk diskusi lebih dalam mengenai dinamika sosial dan politik di Indonesia saat ini.

Source: mediaindonesia.com

Exit mobile version