Reese Witherspoon baru-baru ini meluncurkan novel fiksi dewasa pertamanya, Gone Before Goodbye, sebuah karya yang menggambarkan pahlawan perempuan yang mengandalkan keahlian unik dalam menghadapi tantangan, bukan daya tarik seksual semata. Dalam wawancara eksklusif dengan BBC News, Witherspoon menjelaskan, karakter utama, Maggie, adalah seorang ahli bedah yang terjebak dalam konspirasi berbahaya, mencerminkan latar belakang yang mendukung karakter tersebut.
Inspirasi untuk karakter perempuan cerdas dan terampil ini berasal dari kecintaannya terhadap film-film James Bond yang ia tonton bersama ayahnya. Witherspoon mengungkapkan keraguannya terhadap representasi perempuan dalam film tersebut. “Saya selalu bertanya, mengapa para gadis itu mengenakan bikini? Saya tidak mengerti hubungannya dengan memecahkan kejahatan,” kenangnya. Pelajaran masa kecilnya menjadi dorongan untuk menciptakan karakter perempuan yang bukan hanya menarik secara fisik, tetapi juga memiliki kemampuan dan keberanian untuk mengatasi situasi yang sulit.
“Jika saya membuat sebuah thriller, saya ingin perempuan itu berada di pusatnya. Dia harus memiliki keahlian unik yang diinginkan semua orang di dunia, tetapi dia bahkan tidak menyadarinya,” jelas Witherspoon. Di sini, Maggie tidak hanya dihadapkan pada penjahat, tetapi menggunakan kecerdasannya untuk mengatasi rintangan yang ada di hadapannya.
Latar Belakang Keluarga yang Mempengaruhi
Latar belakang keluarganya juga memberikan pengaruh besar terhadap karakter dalam novel ini. Lahir dalam keluarga militer medis, Witherspoon merasakan betapa pentingnya profesi orangtuanya dalam memberikan layanan kepada masyarakat. “Ada rasa melayani, dan bahwa apa yang mereka lakukan adalah layanan penting bagi kemanusiaan,” tambahnya. Dengan adanya perspektif ini, novel menciptakan nuansa yang menunjukkan keteguhan dan keberanian orang-orang yang bekerja dalam bidang medis.
Co-penulisnya, Harlan Coben, juga membagikan pandangannya, menyoroti bahwa profesi medis sangat heroik dan mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam novel tersebut. "Kami berdua memiliki sudut pandang bahwa para dokter itu heroik. Mereka benar-benar luar biasa," katanya.
Tema Perjuangan dan Kebangkitan Karier
Dalam novel ini, Maggie harus berjuang setelah kehilangan izin medisnya, menggambarkan tema kemunduran karier yang juga dialami Witherspoon. Menghadapi berbagai tantangan dalam kariernya, termasuk perjuangan setelah meraih Oscar, Witherspoon menekankan pentingnya trial and error dalam setiap perjalanan hidup. “Saya rasa setiap kisah hebat memiliki karakter yang dibawa berlutut. Kami kebetulan memulai cerita dengan dia yang sedang berlutut,” ujar Witherspoon.
Dengan mengangkat tema perjuangan, novel ini menjadi relevan bagi banyak orang, menunjukkan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk bangkit kembali setelah mengalami kegagalan.
Ambisi Baru dan Pencapaian Bisnis
Dengan kesuksesan dalam karier akting dan produk kreatif lainnya, Witherspoon terus melangkah maju. Melalui perusahaan produksinya, Hello Sunshine, ia telah mengangkat banyak cerita perempuan melalui berbagai serial televisi, seperti The Morning Show dan Big Little Lies. Ini menggambarkan ambisi dan dedikasinya untuk menyuarakan cerita perempuan yang kuat dan menarik.
“Ini adalah batas baru yang besar bagi saya,” ungkap Witherspoon mengenai novel barunya. Ia percaya bahwa kreativitas tidak mengenal usia. Dengan keberhasilannya yang konsisten, Witherspoon berupaya untuk menunjukkan bahwa industri hiburan memerlukan lebih banyak suara perempuan yang kuat dan beragam.
Karya ini tidak hanya menjadi langkah baru dalam kariernya, tetapi juga berpotensi untuk diadaptasi menjadi film atau serial, dengan Witherspoon sendiri sebagai kandidat ideal untuk memerankan Maggie. Hal ini menunjukkan keselarasan antara profesi aktingnya dan pencapaian terbarunya sebagai penulis.
Dengan peluncuran Gone Before Goodbye, Reese Witherspoon menegaskan bahwa pahlawan perempuan dalam karya-karyanya adalah sosok yang kompleks, cerdas, dan berdaya, menjadikan buku ini sebagai kontribusi berharga dalam literatur kontemporer.
Source: mediaindonesia.com





