Kasus hukum yang melibatkan aktor Ammar Zoni kembali mencuri perhatian publik setelah ia dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, dengan pengamanan ketat. Proses pemindahan ini dilakukan dengan Ammar dalam kondisi diborgol dan matanya ditutup, menimbulkan banyak kritik dan protes, termasuk dari kuasa hukumnya, Jon Mathias.
Jon Mathias mengungkapkan ketidakpuasan terhadap perlakuan yang diterima kliennya. Menurutnya, tindakan tersebut dinilai berlebihan dan tidak mencerminkan prinsip keadilan yang seharusnya berlaku. "Kalau memang dia berlaku bersalah nanti, ya kita pasti menerima keputusan itu. Tapi saat ini, perlakuan ini sangat tidak proporsional," tegas Mathias saat diwawancarai di kawasan Sudirman, Jakarta.
Perbandingan dengan Kasus Hambali
Lebih lanjut, Jon Mathias membandingkan perlakuan terhadap Ammar Zoni dengan Hambali, seorang teroris yang ditangkap oleh FBI dan kini ditahan di Kamp Tahanan Teluk Guantanamo. Ia menyatakan bahwa kesalahan Ammar tidak sebanding dengan perlakuan yang ia terima. “Ammar ini kan seolah-olah diperlakukan seperti Hambali. Matanya ditutup, dirantai, dan dibawa dengan cara yang diperlihatkan di media. Ini sangat tidak proporsional,” jelasnya.
Bagi Mathias, perbandingan ini memperlihatkan adanya ketimpangan dalam penegakan hukum di Indonesia. Ia menyoroti banyaknya kasus pelanggaran hukum, terutama korupsi, yang tidak mendapatkan perlakuan serupa, meski dampaknya jauh lebih besar. “Kita lihat banyak koruptor yang belum ada yang direm dan dirantai. Bahkan, masih bisa bernyanyi di Sukamiskin,” ungkap Mathias sambil menekankan kejanggalan di sistem hukum.
Tanggapan Publik dan Dukungan Selebriti
Kasus ini tidak hanya menarik perhatian pengacara Ammar, tetapi juga publik secara luas. Banyak yang menunjukkan empati terhadap aktor tersebut, menganggap pemindahan ini sebagai bentuk stigmatisasi yang tidak adil. Beberapa selebriti, termasuk Ustaz Derry Sulaiman, menyatakan dukungannya agar Ammar mendapat perlakuan yang adil. Ustaz Derry berharap kasus ini sampai ke Presiden untuk mendapatkan perhatian yang lebih serius, menyuarakan bahwa setiap individu berhak atas peradilan yang fair.
Konteks Hukum dan Penggunaan Narkoba
Ammar Zoni ditahan karena kasus penyalahgunaan narkoba, dan proses hukum terhadapnya sedang berlangsung. Meskipun tindakan tegas terhadap kejahatan narkoba sering dipandang perlu, banyak yang mempertanyakan lambatnya respons terhadap kasus korupsi yang lebih besar dan merugikan negara.
Beberapa pengamat hukum berpendapat bahwa perlakuan yang berbeda ini menciptakan keresahan dan ketidakpuasan di masyarakat. “Kita butuh keadilan yang merata, jangan hanya untuk satu individu, tetapi juga bagi semua pelanggar hukum,” kata seorang pakar hukum yang meminta namanya tidak dicantumkan.
Dampak Terhadap Citra Publik
Sikap penegak hukum dalam kasus ini juga diawasi oleh media dan publik. Perlakuan terhadap Ammar Zoni dapat memengaruhi pandangan masyarakat terhadap sistem peradilan di Indonesia. Rasa tidak adil yang dirasakan publik bisa menjadi masalah bagi kredibilitas lembaga hukum.
Seiring berjalannya waktu, pengacara dan pendukung Ammar akan terus mengawasi proses hukum yang dijalani klien mereka. Ke depan, banyak yang berharap ada reformasi dalam prosedur penegakan hukum di Indonesia, mengingat pentingnya keadilan yang merata bagi semua.
Kisah Ammar Zoni bukan hanya tentang satu individu, tetapi juga sebuah refleksi besar tentang bagaimana hukum diperlakukan di bangsa ini. Hutang keadilan tetap menjadi perdebatan yang terbuka, dan setiap perhatian terhadap kasus ini, besar atau kecil, bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang apa yang benar-benar terjadi dalam sistem hukum Indonesia.
Source: www.viva.co.id





