Batik telah menjadi simbol kekayaan budaya Indonesia yang mendalam. Setiap motif yang tertera di kain ini bukan sekadar hiasan, melainkan juga menyimpan nilai-nilai spiritual, filosofi, dan pesan moral yang kerap diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satu motif yang belakangan ini menarik perhatian masyarakat adalah batik trimina, yang sering dikenakan oleh Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, dalam berbagai acara penting.
Batik trimina memiliki bentuk unik yang menggambarkan tiga ikan yang menyatu dalam satu kepala, yang dalam bahasa Jawa disebut "Iwak Telu Sirah Sanunggal." Ini bermakna "tiga ikan berkepala satu" dan memancarkan makna spiritual yang dalam. Ikan, sebagai simbol keikhlasan, mengajak pemakainya untuk menerima segala sesuatu dengan ikhlas dan tulus, sesuai dengan ungkapan lokal "ikhlas ning awak."
Lebih dari itu, simbol tiga ikan tersebut melambangkan keesaan Tuhan dan kesatuan manusia sebagai hamba-Nya. Walaupun manusia berasal dari latar belakang yang berbeda, mereka semua pada dasarnya bersumber dari satu titik yang sama—Tuhan Yang Maha Esa. Ajaran ini diharapkan menjadi pengingat bagi pemakainya untuk selalu bersyukur, rendah hati, dan menyadari bahwa segala sesuatu di dunia adalah bagian dari kehendak Ilahi.
Ajaran Spiritual dan Kebudayaan
Motif batik trimina juga berkaitan erat dengan ajaran tasawuf dalam tarekat Syattariyah, yang menekankan hubungan antara jasad, ruh, dan Tuhan. Dalam konteks ini, simbol tiga ikan berkepala satu menjadi bentuk media dakwah yang menggugah kesadaran akan kesatuan antara manusia dan Sang Pencipta. Selain memperindah penampilan, batik trimina menyampaikan nilai-nilai hidup yang mendalam dan spiritualitas yang kuat.
Kehadiran Purbaya sebagai salah satu pemakai batik trimina di ruang publik turut memperluas dampak sosial dari motif ini. Ia menunjukkan bahwa batik bukan hanya sekedar seragam formal, tetapi juga simbol karakter dan filosofi hidup masyarakat Indonesia. Hal ini semakin penting di tengah masyarakat yang majemuk, di mana nilai-nilai persatuan dalam keberagaman sangat dibutuhkan.
Motif Lain yang Dikenakan Purbaya
Selain batik trimina, Purbaya juga dikenal mengenakan motif lain seperti batik truntum dan motif dedaunan. Setiap pilihan busananya memiliki makna tersendiri. Misalnya, batik truntum melambangkan cinta kasih yang abadi dan semangat untuk menuntun kebaikan, sedangkan motif dedaunan mencerminkan pertumbuhan serta semangat hidup yang terus berkembang.
Kombinasi berbagai motif ini menunjukkan bahwa setiap pilihan busana yang dikenakan oleh Purbaya bukanlah sembarang pilihan; melainkan mengandung makna dan pesan moral yang kaya. Dalam konteks ini, batik trimina dan batik lainnya tidak hanya berfungsi sebagai pakaian, tetapi membawa pesan mendalam tentang nilai-nilai hidup.
Signifikansi Sosial dan Budaya Batik Trimina
Batik trimina mengingatkan masyarakat akan pentingnya persatuan dalam keberagaman. Dalam situasi kontemporer, di mana perbedaan latar belakang etnis, agama, dan profesi seringkali menjadi sumber konflik, makna "tiga ikan berkepala satu" menjadi relevan. Ini mengajak kita untuk menyadari bahwa meskipun ada berbagai perbedaan, manusia tetap satu dalam kemanusiaan dan pengabdian.
Kehadiran motif batik ini melalui sosok pemimpin, seperti Purbaya, memberikan contoh nyata tentang bagaimana elemen budaya dapat membangun jembatan antara perbedaan. Hal ini penting dalam menciptakan kedamaian dan harmoni di tengah masyarakat yang kian beragam.
Dalam era modern ini, di mana budaya dan identitas seringkali tergeser oleh berbagai pengaruh global, usaha untuk semakin mengenalkan dan mengapresiasi batik, terutama dengan makna seperti yang ada pada batik trimina, menjadi semakin krusial. Sebab, di balik keindahan visualnya, terdapat kekayaan nilai yang layak untuk diingat, dirayakan, dan diajarkan kepada generasi mendatang.
Source: www.suara.com
