Film ‘Suka Duka Tawa’ hadir sebagai suara baru dalam dunia komedi Indonesia, khususnya dalam menyoroti perjuangan komika perempuan. Karya ini menggambarkan bagaimana industri komedi di Indonesia masih didominasi oleh pria, menjadikan jalan bagi para perempuan untuk menampilkan bakatnya sangat berliku. Melalui film ini, penonton diajak untuk memahami tantangan yang dihadapi perempuan dalam industri yang sering kali terkesan maskulin.
Tokoh utama film ini adalah Tawa, yang diperankan oleh Rachel Amanda. Karakter Tawa merepresentasikan perjalanan seorang komika perempuan yang berjuang untuk diakui di antara dominasi komika laki-laki. Dalam film ini, perjuangan Tawa mencerminkan realitas banyak perempuan yang ingin menyuarakan diri dalam bidang yang didominasi oleh pria. Hal ini menjadikan film ‘Suka Duka Tawa’ relevan untuk diskusi mengenai gender dan peluang di industri hiburan.
Sutradara Aco Tenriyagelli memilih karakter utama perempuan dengan pertimbangan mendalam. “Dunia komedi itu sendiri, entah buat di TV ataupun di stand up, terasa sangat maskulin,” ungkap Aco dalam sebuah sesi bincang yang diadakan di Jakarta Selatan. Ia kemudian menambahkan bahwa para komika perempuan sering kali harus berusaha lebih keras agar suara mereka terdengar. Aco menekankan pentingnya representasi perempuan dalam komedi, mengingat banyaknya karya yang dihasilkan dari sudut pandang laki-laki.
Film ini tidak hanya menyentuh persoalan dominasi tetapi juga berfokus pada interaksi sosial dan pengembangan karakter perempuan di panggung komedi. Aco mencatat bahwa meskipun tantangan masih ada, kini penerimaan terhadap komika perempuan dalam komunitas semakin baik. Hal ini memberikan harapan baru bagi perempuan yang bercita-cita untuk meniti karir di dunia komedi.
‘Aco Tenri berharap dengan film ini, audiens bisa melihat bahwa perempuan juga memiliki kesempatan untuk bersinar di panggung komedi. Perjuangan Tawa menjadi simbol dari semua perempuan yang ingin diakui dan dihargai,’ tulis Aco. Dalam konteks yang lebih luas, film ‘Suka Duka Tawa’ merupakan langkah penting menuju kesetaraan gender di dunia hiburan.
Dengan menyampaikan tantangan dan harapan Tawa, film ini berpotensi menarik perhatian banyak penonton. Seiring dengan perkembangan industri komedi, harapan bahwa perempuan akan semakin diakui dan dihargai dalam bidang ini mungkin akan menjadi kenyataan. Melalui medium film, kisah ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada komika perempuan lainnya untuk terus berjuang dan tidak mundur di tengah stigma dan tantangan yang ada.
Dalam skala yang lebih besar, pemilihan Tawa sebagai karakter utama menggambarkan pentingnya suara perempuan dalam berbagai bidang, termasuk komedi. Dengan mengangkat tema ini, ‘Suka Duka Tawa’ tidak hanya menjadi film hiburan, tetapi juga sebagai karya yang mengajak penontonnya untuk berpikir kritis mengenai isu kesetaraan gender di industri hiburan.
Mendalami komedi dari sudut pandang perempuan adalah langkah yang patut diapresiasi. Diharapkan, film ini bisa mendorong lebih banyak perempuan untuk terlibat dalam dunia komedi dan memberikan pelajaran berharga tentang perjuangan dan kesuksesan. Film ‘Suka Duka Tawa’ bukan sekadar tontonan, tetapi sebuah pernyataan bahwa perempuan juga memiliki suara yang layak didengar. Dengan demikian, film ini bisa menjadi jembatan antara kesadaran sosial dan hiburan yang berkualitas.
Source: www.suara.com





