Politikus dan budayawan Soegeng Rahardjo Djarot, yang dikenal dengan sebutan Eros Djarot, baru saja merilis dua buku baru yang berjudul Autobiografi Erros Djarot Jilid 1 dan Erros Djarot Apa Kata Sahabat. Peluncuran keduanya berlangsung pada Kamis, 23 Oktober 2023, dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat dan sahabat-sahabat Eros yang turut memberikan dukungan.
Eros Djarot mengungkapkan bahwa nilai-nilai kejujuran, konsistensi, dan integritas merupakan pesan utama dari buku-buku ini. "Kejujuran dan konsistensi itu penting, dan integritas harus dipertahankan sampai kapan pun," jelasnya dalam acara peluncuran. Ia berharap, melalui buku-buku ini, pembaca dapat mengambil pelajaran dari pengalaman hidup yang ia tuangkan di dalamnya.
Buku Autobiografi Erros Djarot bukan sekadar sebuah karya biografis. Menurut Eros, buku ini memenuhi semua kaidah sastra yang baik, dengan elemen tokoh, alur cerita, dialog, dan berbagai konflik yang relevan. Karya ini bahkan mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) sebagai "Buku Autobiografi Pertama yang Ditulis dengan Kaidah Sastra", yang diserahkan oleh Jaya Suprana.
Proses penulisan buku ini dilakukan Eros dengan mendalam, melalui renungan panjang di ruang kontemplasi. "Saya tulis buku ini dengan pijakan moral, sejujurnya, meski mungkin tidak menyenangkan bagi beberapa pihak," tambahnya. Dalam buku ini, ia menceritakan perjalanan hidupnya sejak usia 9 tahun, menjadi anak dari keluarga broken home, hingga terjun ke dunia aktivisme dan seni.
Salah satu cerita menarik dalam buku ini adalah perjalanan bermusiknya yang dimulai saat SMA. Eros mengenang masa-masa saat ia menciptakan lagu Bisikku bersama Barong’s Band, yang menjadi soundtrack film Kawin Lari, serta karya-karya lainnya dalam album Badai Pasti Berlalu yang berkolaborasi dengan penyanyi ternama seperti Chrisye dan Debby Nasution. Karya-karyanya ini tidak hanya membawa Eros meraih Piala Citra sebagai music director, tetapi juga menegaskan eksistensinya di dunia perfilman Indonesia.
Selain itu, Eros juga membagikan kisah suksesnya sebagai sutradara, termasuk film Tjoet Nja Dhien yang meraih banyak penghargaan pada Festival Film Indonesia 1988. Film tersebut bahkan menjadi film pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes pada tahun 1989.
Buku kedua, Erros Djarot Apa Kata Sahabat, menyajikan koleksi testimoni dari 72 sahabatnya yang merupakan tokoh-tokoh terkenal di Indonesia. Di antaranya adalah Guntur Soekarnoputra, Christine Hakim, Slamet Rahardjo, dan bahkan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam buku ini, mereka mengonfirmasi kisah-kisah dan pengalaman yang diceritakan oleh Eros dalam autobiografinya.
Eros berharap buku ini dapat menjadi jembatan bagi berbagai kelompok masyarakat, terlepas dari perbedaan agama dan politik. "Kami bersatu dalam keragaman untuk menyampaikan pesan yang positif," ujarnya. Melalui upaya ini, Eros ingin menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan, persahabatan tetap bisa terjalin.
Peluncuran kedua buku ini mencerminkan dedikasi Eros Djarot dalam menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya nilai-nilai moral dalam kehidupan. Dengan pengalaman hidup yang beragam, ia berharap agar generasi mendatang dapat belajar dari berbagai pelajaran yang telah ia lalui. Buku-buku ini tidak hanya menjadi karya sastra, tetapi juga menyimpan beragam hikmah dan refleksi yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Source: mediaindonesia.com





