Korea Selatan Gunakan KPop Demon Hunters Sebagai Metafora Ekraf di APEC 2025

Unsur budaya pop kembali menjadi sorotan dalam agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 di Korea Selatan. Dalam konteks ini, film animasi KPop Demon Hunters diangkat sebagai metafora untuk menggambarkan potensi pertumbuhan ekonomi kreatif di kawasan Asia-Pasifik. Film ini tidak hanya merepresentasikan kekuatan budaya pop Korea, tetapi juga berperan dalam dialog tingkat tinggi mengenai pengembangan industri kreatif lintas negara.

KPop Demon Hunters, yang merupakan produksi Sony Pictures Animation dan dijadwalkan dirilis di Netflix pada tahun 2025, mengisahkan grup K-pop fiksi bernama Huntr/x. Tiga anggotanya—Rumi, Mira, dan Zoey—tidak hanya dikenali sebagai bintang musik, tetapi juga berjuang melawan roh jahat di dunia fantasi urban. Kehadiran film ini diharapkan dapat menarik perhatian generasi muda, mencerminkan kekuatan luar biasa dari industri hiburan Korea yang telah mendunia.

Melalui film ini, Korea Selatan berusaha menguatkan posisi mereka di kancah global, memanfaatkan demografi penggemar K-pop yang sangat luas. Menurut pantauan Bisnis.com, aspek ini menjadi sorotan penting, terutama dalam konteks promosi selama acara APEC. Dalam acara tersebut, penggunaan kudapan khas Korea juga diperkenalkan sebagai bagian dari promosi K-Food Diplomacy, yakni strategi pemerintah dalam memperkenalkan makanan Korea di pasar internasional.

Berdasarkan laporan The Korea Herald, popularitas KPop Demon Hunters terlihat sejalan dengan upaya pemerintah untuk memanfaatkan tren budaya pop demi memperkuat citra dan ekspor produk makanan. Hal ini menunjukkan bagaimana Korea Selatan berupaya mengaitkan berbagai sektor—termasuk kuliner dan hiburan—dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif.

Langkah ini merupakan contoh nyata penerapan strategi “soft power” yang sering kali diambil oleh Korea Selatan. Dengan memanfaatkan budaya dan hiburan, negara ini berusaha memperkuat diplomasi ekonomi mereka serta meningkatkan partisipasi publik internasional dalam forum APEC. Para pemimpin APEC dirangkul untuk melihat bagaimana inovasi dan kolaborasi lintas sektor dapat mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, dengan industri kreatif sebagai salah satu pilar utama.

Dengan tema besar APEC 2025 yang menekankan pentingnya inovasi, peran film seperti KPop Demon Hunters menjadi relevan. Hal ini tidak hanya meningkatkan ketertarikan terhadap budaya pop Korea, tetapi juga membuka peluang bagi penjajakan kerjasama ekonomi, terutama dalam bidang kreatif yang kian berkembang.

Konteks penggunaan film dan produk budaya dalam diplomasi semakin menunjukkan bahwa Korea Selatan memahami bagaimana memposisikan diri sebagai pemimpin dalam industri kreatif di kawasan Asia-Pasifik. Melalui strategi ini, harapannya APEC 2025 dapat memberikan dampak positif bagi semua negara anggota dalam aspek ekonomi dan budaya.

Keberadaan KPop Demon Hunters dihadapkan pada agenda besar ini memberikan nuansa segar bagi APEC 2025. Film ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi simbol pertumbuhan ekonomi kreatif yang berpotensi mendunia. Dalam perubahan sosial dan ekonomi global yang cepat, pendekatan yang inovatif dan kreatif akan selalu relevan.

Korean Wave, atau gelombang budaya Korea, telah menjangkau berbagai aspek kehidupan, termasuk film, musik, dan makanan. Melalui strategi ini, Korea Selatan tidak hanya mempromosikan citra negara, tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih erat dengan negara-negara lain dalam kerangka kerja sama ekonomi. Tentu saja, keberhasilan inisiatif ini akan sangat bergantung pada bagaimana semua pihak berkolaborasi untuk mendukung pengembangan industri kreatif di masa yang akan datang.

Source: lifestyle.bisnis.com

Exit mobile version