
Sholawat "Qomarun" telah menjadi salah satu lagu religi yang sangat populer, terutama di kalangan penikmat musik di dunia Muslim. Diciptakan dan dipopulerkan oleh Mustofa Atef, seorang penyanyi asal Mesir, lagu ini pertama kali dirilis di YouTube pada 25 Januari 2013. Sejak saat itu, "Qomarun" telah melampaui batas negara asalnya dan banyak dilantunkan oleh berbagai musisi Indonesia, termasuk Nissa Sabyan dan Muhammad Hadi Assegaf.
Secara etimologi, "Qomarun" berasal dari bahasa Arab yang berarti "bulan". Sholawat ini pada dasarnya ditujukan untuk memuji dan mengenang kemuliaan Nabi Muhammad SAW, yang diibaratkan sebagai cahaya bulan yang memberi penerangan bagi umat manusia. Lirik yang indah dan sarat makna tersebut menggambarkan pengagungan terhadap para rasul yang diutus Allah untuk mengajarkan Islam kepada seluruh umat.
Lirik dan Makna Sholawat "Qomarun"
Lirik "Qomarun" menyampaikan pesan yang dalam dan emosional. Dari penggalan liriknya, kita bisa menemukan ungkapan yang menggambarkan keindahan Nabi Muhammad SAW. Misalnya, dalam bagian pertama disebutkan “Laksana bulan, laksana bulan, laksana bulan penghulu kami Nabi Muhammad SAW.” Pujian ini menunjukkan betapa pentingnya Nabi Muhammad dalam dogma Islam, mengibaratkannya dengan bulan yang menerangi kegelapan.
Lebih lanjut dalam lirik, sholawat ini menekankan bahwa keindahan Rasulullah bukan hanya dari fisiknya, tetapi juga dari perilaku dan ajarannya. Bagian yang menyatakan “Duhai indahnya, duhai indahnya, engkau sangat indah wahai penghulu kami” menegaskan betapa besar rasa cinta dan penghormatan terhadap Nabi.
Sholawat juga menyampaikan konsep bahwa keberadaan Nabi Muhammad SAW adalah sumber hidayah bagi umat manusia. Sebuah frasa menyatakan, “Tidak akan ada hidayah sekiranya baginda tidak ada,” yang menunjukkan peranan beliau dalam membimbing umat ke jalan yang benar.
Energi Spiritual dalam Musik
Semakin banyak musisi yang melantunkan "Qomarun" menunjukkan betapa lagu ini telah menjadi bagian dari tradisi spiritual yang mengakar dalam masyarakat. Artinya, "Qomarun" menjadi lebih dari sekadar lagu—ia menjadi sarana untuk menyambung rasa cinta kepada Rasulullah SAW dan memperkuat iman umat Islam.
Pujian kepada Nabi ini bukan hanya terucap dalam lirik, tetapi juga terpancar dalam pelaksanaan dan penghayatan sholawat di berbagai acara keagamaan. Banyak orang yang merasakan ketenangan dan kedamaian ketika mendengar atau menyanyikan lagu ini, yang menunjukkan bahwa seni musik memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan spiritual.
Popularitas di Indonesia
Menurut catatan, lagu "Qomarun" telah banyak dilantunkan oleh berbagai musisi, menunjukkan daya tariknya yang melintasi budaya dan bahasa. Musisi seperti Nissa Sabyan dan Muhammad Hadi Assegaf telah membawa sholawat ini ke ranah yang lebih luas, membuatnya dikenal di seluruh Indonesia. Popularitas tersebut tidak terlepas dari keindahan melodi dan kedalaman makna dari liriknya itu sendiri.
Banyak kalangan menyebut bahwa "Qomarun" mampu menyatukan umat dalam kerinduan kepada Nabi Muhammad SAW, terutama di saat-saat tertentu seperti perayaan Maulid Nabi atau acara pengajian. Hal ini membuktikan bahwa sholawat ini memiliki daya tarik yang kuat dalam menyentuh hati banyak orang.
Kesimpulan
Sholawat "Qomarun" telah menjadi simbol cinta yang mendalam kepada Rasulullah SAW, yang tertuang dalam liriknya yang indah. Tidak hanya sebagai sebuah lagu, tetapi juga sebagai bentuk pengagungan yang patut dijaga dan diteruskan. Keberadaan sholawat ini dalam tradisi musik Islam semakin menunjukkan bahwa seni dan spiritualitas dapat berjalan beriringan, saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain dalam menciptakan kedamaian dan rasa syukur kepada Allah.
Source: www.medcom.id





