Kepastian mengenai sosok yang diam-diam mengajukan permohonan rehabilitasi untuk artis Onadio Leonardo, lebih dikenal sebagai Onad, akhirnya terungkap. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Metro Jakarta Barat, Ajun Komisaris Polisi Wisnu Wirawan, pihak keluarga Onad merupakan pengaju rehabilitasi tersebut. Permohonan ini menyusul hasil pemeriksaan yang menunjukkan bahwa Onad positif menggunakan sejumlah narkotika, termasuk jenis amphetamine dan methamphetamine.
Proses rehabilitasi untuk Onad dilaksanakan melalui asesmen yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta. Di sini, tim BNNP bekerja sama dengan penyidik Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat untuk menjamin kelancaran proses tersebut. Wisnu menegaskan bahwa Onad dalam kondisi sehat dan baik sebelum menjalani asesmen, sehingga diharapkan hasilnya akan memberikan panduan bagi langkah selanjutnya.
Sebagai informasi, Onad ditangkap bersama istrinya, Beby Prisillia, di sebuah perumahan di Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, setelah mereka diduga mengonsumsi narkotika. Saat ditangkap, polisi menemukan barang bukti berupa satu batang ganja dan sejumlah paket narkoba jenis ekstasi yang diyakini sudah habis digunakan. Di samping itu, polisi juga menangkap seorang pria berinisial KR yang diduga sebagai pemasok narkoba kepada Onad.
Pengacara Onad sebelumnya telah menyatakan bahwa kliennya berkeinginan untuk menjalani rehabilitasi. Hal ini menunjukkan kesadaran Onad yang tinggi terhadap masalah yang dihadapinya. Menurut data yang dihimpun, kehadiran dukungan dari keluarga sangat penting dalam proses rehabilitasi individu yang terjerat masalah zat terlarang. Keluarga Onad, sebagai pengaju rehabilitasi, membuktikan bahwa kerjasama antara individu, keluarga, dan institusi terkait bisa menghasilkan perubahan yang positif.
Wisnu juga menjelaskan bahwa kondisi Onad saat ini tergolong stabil. “Kita belum mengetahui hasil asesmen ini. Tunggu saja, setelah ada hasil lebih lanjut, kami akan memberikan kabar kembali,” ujarnya. Keputusan untuk menjalani rehabilitasi dapat menjadi langkah awal yang baik bagi Onad untuk pulih dari kecanduan serta menjauhi lingkungan yang tidak sehat.
Penting untuk dicatat bahwa dukungan psikologis juga sangat diperlukan dalam proses rehabilitasi. Setelah mendapatkan bantuan dari BNNP, partisipasi dalam grup dukungan serta pendampingan profesional dari psikolog atau psikiater dapat memperkuat proses penyembuhan Onad. Proses ini tidak hanya mencakup pengobatan fisik, tetapi juga perubahan pola pikir yang sering kali menjadi tantangan bagi individu yang terjerat narkoba.
Kasus yang menimpa Onad juga menggambarkan tantangan yang dihadapi banyak selebriti di tanah air dalam menghadapi masalah yang berkaitan dengan narkoba. Di satu sisi, kehidupannya yang menjadi sorotan publik sangat berisiko terhadap pilihan yang tidak bijak. Di sisi lain, masyarakat juga berperan penting dalam memberikan kesadaran tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.
Kepolisian dan BNNP telah berupaya keras dalam memerangi peredaran narkoba di Indonesia. Namun, keterlibatan masyarakat dalam mendukung rehabilitasi individu yang telah terjerat adalah kunci untuk mengurangi angka penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda. Publik diharapkan dapat melihat kasus Onad sebagai pengingat untuk lebih peduli terhadap konsep kesehatan mental dan dukungan untuk mereka yang berjuang melawan kecanduan.
Dengan perhatian yang konsisten terhadap rehabilitasi dan dukungan dari semua pihak, diharapkan Onad dapat memperoleh kesempatan kedua untuk memperbaiki hidupnya. Diharapkan langkah ini menjadi contoh bagi publik lainnya yang mengalami masalah serupa. Sebagai fase awal dari perjalanan panjang menuju pemulihan, hasil asesmen Onad ke depan akan sangat menentukan langkah selanjutnya dalam upaya rehabilitasi dirinya.





