Debt Collector Datang, Sarwendah Pergi ke Psikolog: Menghadapi Stres dan Tekanan Finansial

Sarwendah, seorang publik figur asal Indonesia, baru saja mengalami sebuah peristiwa yang membuat hidupnya terguncang. Musibah ini bermula ketika kediamannya didatangi oleh debt collector yang terkait dengan mantan suaminya, berinisial RSO. Kejadian ini membuatnya merasa sangat tertekan, terutama karena saat itu ia berada di rumah bersama anak-anak.

Debt collector yang datang bertujuan untuk menagih tunggakan cicilan mobil mewah, yakni Land Rover atau Range Rover. Masalah utang tersebut rupanya berkaitan dengan mantan suami Sarwendah. Meskipun statusnya kini telah terpisah, tanggung jawab keuangan dari masa lalu ternyata masih membayangi kehidupan Sarwendah.

Sarwendah membuka mengenai dampak emosional dari insiden ini. Dalam sebuah wawancara, ia mengungkapkan bahwa kejadian tersebut sangat mengganggu mentalnya. Ia pun merasa perlu untuk berkonsultasi dengan seorang psikolog. “Aku ke psikolog, iya,” jelasnya ketika ditanya tentang kunjungannya ke psikolog. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ia seorang publik figur, Sarwendah tetap manusia biasa yang merasakan tekanan dari kehidupan yang kompleks.

Rasa takut yang dirasakan Sarwendah juga cukup mendalam. Ketika ditanya tentang perasaannya saat itu, ia menjawab dengan suara berat. Ia menuturkan, “Aku cuma mau nanya, Kak, kalau Kakak seorang perempuan, tiba-tiba ada yang datang ke rumah, kaget nggak? Takut nggak?” Ungkapan ini mencerminkan ketakutan yang bisa dialami banyak wanita dalam situasi serupa. Sarwendah menyadari pentingnya menjaga keamanan anak-anaknya dalam situasi yang tidak diinginkan.

Seluruh insiden ini tidak hanya berpengaruh pada Sarwendah secara personal, tetapi juga berdampak pada kehidupan antara anak-anaknya dengan ayah mereka, Ruben Onsu. Meskipun muncul isu bahwa anak-anak sulit berkomunikasi dengan ayahnya, Sarwendah menegaskan bahwa ini tidak benar. Ia mengatakan, “Ayah tinggal WhatsApp aku, tinggal chat aku. Sesimpel itu.” Ini menunjukkan bahwa Sarwendah berusaha untuk tetap menjaga komunikasi yang baik untuk kepentingan anak-anaknya.

Meski diterpa berbagai masalah, Sarwendah memilih untuk tetap tenang. Ia menegaskan bahwa ia lebih memilih menyerahkan urusan hukum kepada kuasa hukumnya. “Kalian tahu aku orangnya sangat private… Jadi ya udah di ranahnya pengacara, ya aku ke lawyer, manut aja deh,” ujarnya. Ini menunjukkan sikapnya yang dewasa dan bijak dalam menghadapi masalah.

Dalam konteks yang lebih luas, kasus ini menjadi gambaran tentang bagaimana tekanan finansial dan masalah pribadi dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Banyak yang mungkin tidak menyadari betapa dalamnya dampak dari masalah finansial, dan bagaimana hal ini bisa memicu stres bahkan untuk orang-orang yang terlihat kuat.

Konsultasi dengan psikolog bisa menjadi langkah positif bagi siapapun yang menghadapi tekanan serupa. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesehatan mental, terutama di tengah kesulitan dan tantangan yang ada. Dalam situasi sulit, berbagi perasaan dan mendapatkan dukungan profesional bisa sangat membantu.

Sarwendah kini menunjukkan bahwa kekuatan bukan hanya terletak pada ketahanan fisik, tetapi juga mental. Ia berusaha melalui situasi ini dengan cara yang lebih sehat dan positif. Harapannya, semua orang yang berada dalam kondisi serupa dapat menemukan jalan keluar yang terbaik, sama seperti yang tengah diupayakan oleh Sarwendah.

Berita Terkait

Back to top button