
Oasis, band rock legendaris asal Inggris, kembali memilih untuk hiatus setelah menyelesaikan tur kompleks mereka yang bertajuk Oasis Live ‘25. Tur ini dimulai pada 4 Juli di Cardiff, Wales, dan berakhir di São Paulo, Brasil, pada 24 November. Total ada 41 pertunjukan yang meliputi berbagai lokasi di Inggris, Amerika Serikat, Eropa, Australia, dan Asia.
Melalui unggahan di akun Instagram resmi @oasis, band ini mengumumkan keputusan untuk beristirahat. Mereka mengekspresikan bagaimana tur tersebut berhasil menjangkau generasi baru pecinta musik. “Sekarang akan ada waktu jeda untuk merenung,” tulis mereka setelah penampilan terakhir.
Di konser terakhir mereka di Brasil, Oasis membawakan setlist yang serupa dengan 40 pertunjukan sebelumnya. Lagu-lagu ikonis seperti “Don’t Look Back in Anger”, “Wonderwall”, dan “(What’s the Story) Morning Glory?” menjadi bagian dari penampilan mereka. Selain itu, gitaris Paul “Bonehead” Arthurs juga menyatakan rasa syukur yang mendalam untuk tur ini. Dia menyebut tahun 2025 sebagai “tahun terbaik dalam hidupnya” setelah berhasil kembali berperform setelah menjalani pengobatan kanker prostat.
Basis Andy Bell juga menunjukkan apresiasi yang sama. Ia mengekspresikan terima kasih lewat unggahan di Instagram dengan emoji hati. Pada konser tersebut, Liam Gallagher, vokalis utama, menyampaikan kepada penggemar bahwa hiatus ini bukanlah akhir dari Oasis. Ia meyakinkan fans bahwa mereka akan bertemu lagi di masa depan.
“Kami mencintai kalian, terima kasih atas semua energi kalian. Jaga diri kalian baik-baik dan kita akan bertemu lagi suatu saat nanti,” ungkap Liam sebelum membawakan lagu encore mereka, “Champagne Supernova.” Much to the delight of the fans, momen emosional ini memperlihatkan rekonsiliasi antara dua bersaudara yang terkenal sering berselisih.
Momen haru ditangkap ketika Liam memberikan tamborin dan marakas kepada Noel sebelum keduanya berpelukan di atas panggung. Video momen ini viral di media sosial dan dibagikan melalui akun penggemar @oasismaniaofficial. Ini menjadi pertanda bahwa meskipun ada sejarah konflik yang panjang antara keduanya, hubungan mereka tampak lebih baik selama rangkaian tur.
Konflik antara Noel dan Liam Gallagher berawal pada tahun 2009 ketika band bubar setelah Noel mengumumkan keputusannya untuk mundur. Dia menyatakan ketidakmampuannya untuk terus bekerja dengan Liam. Namun, interaksi mereka selama tur reuni ini menjadi momen berharga bagi para penggemar yang merindukan chemistry antara dua bocah lelaki ini.
Tentu, setiap penghujung tur adalah momen refleksi bagi band. Oasis tidak terkecuali. Tur Oasis Live ‘25 menunjukkan betapa besar dampak mereka terhadap industri musik serta penggemar di seluruh dunia. Penampilan mereka yang energik dan setlist yang diingat menjadi bukti kekuatan mereka dalam membawa emosi dan kenangan bagi banyak orang.
Dengan keputusan untuk hiatus, Oasis memberikan waktu bagi para anggotanya untuk merenung dan mungkin merencanakan langkah selanjutnya. Semua orang berharap agar mereka segera kembali. Kembalinya Oasis tidak hanya berarti reuni musik, tetapi juga penemuan kembali potensi kreatif yang telah ada selama ini.
Masa hiatus Oasis ini menjadi kesempatan bagi para anggota untuk memperbarui fokus mereka. Seluruh dunia menunggu kabar baik selanjutnya dari band yang telah melukiskan kenangan indah dalam hidup banyak orang ini.
Baca selengkapnya di: www.medcom.id




