Karina Ranau Tegaskan Sikapnya Usai Dituduh Istri Durhaka, Tanggapan soal Makam Epy Kusnandar

Kematian aktor senior Epy Kusnandar pada 3 Desember 2025 menyisakan duka bagi keluarga dan penggemarnya. Namun, perhatian publik teralihkan pada lokasi pemakaman Epy yang menjadi kontroversial. Epy sebelumnya menyatakan hasratnya untuk dimakamkan di Garut, dekat makam ibunya.

Ketika jenazah Epy akhirnya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta, muncul pertanyaan dari warganet. Banyak yang mempertanyakan keputusan keluarga dan menyebut sang istri, Karina Ranau, sebagai istri durhaka. Pernyataan tersebut mencuat di tengah kesedihan keluarga yang sedang berduka.

Karina Ranau segera memberikan klarifikasi mengenai situasi tersebut. Ia menegaskan bahwa keputusan untuk memakamkan suaminya di Jakarta bukanlah melawan amanah. Melainkan, keputusan tersebut diambil setelah pertimbangan matang sebagai keluarga terdekat.

“Jika benar Epy meninggalkan wasiat untuk dimakamkan di Garut, saya pasti akan menghormatinya,” ujar Karina. Ia mengaku telah mengenal Epy selama lebih dari dua dekade, sehingga memahami perbedaan antara ucapan serius dan candaan dari suaminya.

Karina menjelaskan bahwa pernyataan Epy tentang lokasi pemakaman tersebut terjadi saat sesi tanya jawab promosi film. “Wawancara terjadi saat dia memerankan karakter tertentu. Itulah saat ucapan itu muncul,” jelasnya.

Dari penjelasan tersebut, terlihat bahwa ada kesalahpahaman antara pernyataan publik dan realitas yang sebenarnya. Hal ini diakui Karina, bahwa sering kali pernyataan artis dalam konteks tertentu tidak dapat dipisahkan dari karakter yang mereka perankan.

Ia menambahkan, publik sering sulit membedakan antara pernyataan yang serius dan ucapan yang datang dari karakter yang dimainkan Epy. Menurut Karina, banyak pernyataan Epy dalam kehidupan sehari-hari yang tidak mengindikasikan keinginan untuk dimakamkan di Garut.

Seiring dengan berjalannya waktu, hujatan dari netizen yang menyebutnya istri durhaka terus mengemuka. Karina memilih untuk tidak memberikan tanggapan berlebih. “Selama ini ribut, ya sudahlah, saya cuma diam,” ungkapnya.

Tindakan ini menjadi pilihan Karina sebagai bentuk pengendalian diri di tengah tekanan media sosial. Ketika situasi memanas, fokusnya adalah pada kenyataan dan tidak terpengaruh oleh opini publik yang belum tentu benar.

Karina menekankan pentingnya menghormati keputusan yang diambil keluarga saat berduka. Ia berharap publik dapat lebih peka dan memahami konteks di balik keputusan tersebut.

Banyak yang belum tahu betapa berartinya Epy bagi keluarganya. Keputusan pemakaman bukan hanya soal lokasi fisik, tetapi juga menghormati kenangan dan perjalanan hidup. Karina dan anak Epy, Damar Rizal Marzuki, sepakat akan pentingnya menghargai keputusan yang diambil.

Dalam konteks yang lebih luas, insiden ini menyoroti betapa pentingnya komunikasi dalam keluarga dan bagaimana persepsi publik dapat memengaruhi keputusan personal. Karina berharap kedepan, publik lebih bijak dalam memberikan penilaian terhadap situasi yang tidak sepenuhnya mereka ketahui.

Di tengah segala kontroversi, satu hal yang pasti: cinta dan kenangan akan selalu mengikat keluarga Epy Kusnandar. Di mana pun ia beristirahat, warisannya akan selalu dikenang.

Exit mobile version